Kiat Pertamina Supaya Pertamax Tetap Laris
VIVAnews - PT Pertamina (Persero) mengaku tidak takut pelanggannya kabur gara-gara harga produknya, Pertamax dan Pertamax Plus, melambung tinggi. Sejak Januari, harga Perramax di 1 Jakarta naik Rp450 menjadi Rp7.500 per liter. Sedangkan Pertamax Plus dan Pertamina Dex naik Rp450 menjadi Rp7.900 per liter.
Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan mengungkapkan strategi dalam menjual bahan bakar nonsubsidi itu. Jadi Karen mengaku tidak khawatir pasarnya diambil SPBU asing, seperti Shell, Petronas, dan Total.
"Kami punya strategi kapan harganya harus lebih rendah, sama, atau bahkan lebih tinggi, sehingga pelanggan tetap beli," kata Karen di sela penandatanganan perjanjian kerja sama Pertamina dengan TNI-AD, di Jakarta, Selasa 4 Januari 2010.
Menurut Karen, Pertamina tidak akan memberikan subsidi pada Pertamax, meski harganya Rp3.000 lebih mahal dari Premium. Saat ini, menurut Karen, harga Pertamax naik karena mengikuti harga pasar dunia. "Harga pokoknya saja sudah mahal," katanya.
Mengenai harga Pertamax yang lebih mahal dibandingkan Shell Super, Wakil Presiden Komunikasi Korporat Pertamina Mochamad Harun mengatakan bahwa Pertamina telah memberi zat tambahan pembersih mesin pada produknya. "Ini keunggulan kami," katanya.
Shell Super, bensin beroktan 92 milik Shell untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya saat ini dijual Rp7.450 per liter. Sedangkan Shell Super Extra lebih mahal dari Pertamax Plus, yaitu Rp7.950 per liter.