Malaysia Mulai Garap Tol Cikampek-Palimanan
VIVAnews - Salah satu proyek jalan tol Trans Jawa di ruas Cikampek-Palimanan, hari ini memulai tahap pencanangan pembangunan. Proyek jalan tol tersebut ditangani oleh PT Lintas Marga Sedaya, yang dimiliki Plus Expressway, anak perusahaan Khazanah, Malaysia.
Manajemen Lintas Marga Sedaya menyatakan, desain proyek jalan tol Cikampek-Palimanan telah disesuaikan dengan standar jalan tol Indonesia yang mengedepankan prinsip kualitas, keamanan, serta ramah lingkungan.
"Ini sejalan dengan misi Kementerian Pekerjaan Umum untuk menyediakan infrastruktur berkualitas yang ramah lingkungan bagi masyarakat," kata Presiden Direktur Lintas Marga Sedaya, Muhammad Fadzil Abdul Hamid, di sela acara pencanangan pembangunan jalan tol Cikampek-Palimanan di Purwakarta, Kamis, 8 Desember 2011.
Fadzil mengatakan, setelah pencanangan pembangunan jalan tol Cikampek-Palimanan, pihaknya akan mulai beberapa pekerjaan awal untuk persiapan konstruksi, termasuk survei topografi dan pembebasan lahan (land clearing).
"Kami juga akan melakukan perencanaan kerja konstruksi yang merupakan tahap penting dari pembangunan jalan tol bersama kontraktor, konsultan, dan project manager yang telah ditunjuk," ujar Fadzil.
Selain itu, Fadzil mengatakan, pihaknya akan menerapkan beberapa perencanaan lingkungan yang tertera dalam Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang disetujui oleh instansi terkait.
"Kami berencana untuk menanamkan lebih dari 25 ribu pohon sepanjang jalur jalan tol Cikampek-Palimanan. Jumlah ini meliputi 80 jenis pohon yang berbeda, termasuk pohon bambu betung, kayu manis, mahoni, dan lain-lain" kata Fadzil.
Proyek tol sepanjang 116,75 kilometer itu akan dibangun pada Maret 2012. Ruas jalan tol ini termasuk dalam ruas tol Trans Jawa yang diharapkan mulai beroperasi pada 2014.
Sementara itu, PT Lintas Marga Sedaya didirikan khusus untuk menangani proyek pembangunan tol Cikampek-Palimanan. Lintas Marga Sedaya dimiliki oleh Plus Expressway Berhad, Malaysia, anak usaha Khazanah sebesar 55 persen. Selanjutnya, PT Baskara Utama Sedaya, sebuah konsorsium yang terdiri atas PT Interra Indo Resources, PT Bukaka Teknik Utama, dan PT Baskhara Lokabuana memegang 45 persen saham lainnya. (art)