Wajah Baru Pelabuhan Teluk Bayur
VIVAnews - Target menjadikan Teluk Bayur sebagai gerbang utama Pantai Barat Sumatera akan selesai tahun depan. Dua bulan terakhir, pengerukan dan penambahan dermaga baru mulai dibangun.
Tiga dermaga baru disiapkan untuk menampung sejumlah komoditas ekspor Sumatera Barat, yaitu bijih besi, karet, minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), dan batu bara. Sebelumnya, satu dermaga Teluk Bayur dipakai bersama untuk mengekspor komoditas unggulan tersebut ke Amerika dan China.
“Tahun depan (dermaga baru ini) ditargetkan sudah bisa digunakan,” kata General Manager Pelindo II Cabang Teluk Bayur, Yanto Barbarosa, kepada VIVAnews.com, Rabu, 28 Desember 2011.
Dermaga baru yang sedang disiapkan ini akan diperuntukkan bagi terminal peti kemas, peti kemas khusus, dan terminal curah untuk mencapai banyak tujuan. Terminal ini disiapkan untuk masing-masing komoditas ekspor Sumbar, tanpa harus berebut di satu terminal.
Menurut Yanto, pembenahan Pelabuhan Teluk Bayur menelan anggaran Rp350 miliar. “Ini tidak hanya digunakan untuk membangun terminal dan pengerukan dermaga, tapi juga guna membeli sejumlah peralatan baru,” katanya.
Pengembangan dermaga ini disesuaikan dengan masterplan pengembangan yang ditetapkan sejak 2005. Peningkatan kapasitas dermaga ini diharapkan mampu meningkatkan kinerja pelabuhan. Sejauh ini, kapasitas bongkar muat di Pelabuhan Teluk Bayur berkisar 15 juta ton per tahun.
Kalkulasinya, menurut Yanto, saat ini Teluk Bayur mampu menampung 13 kapal untuk bongkar muat. Dengan perbaikan ini, 17 kapal akan bisa melakukan aktivitas bongkar muatnya dalam sehari.
Pengembangan diharapkan mampu meningkatkan pelayanan ekspor minyak sawit mentah yang produksinya mencapai 1 juta ton per tahun. Sebelumnya, dermaga CPO Teluk Bayur telah mengalami perpanjangan hingga 220 meter dan telah dimanfaatkan pada pertengahan 2009.
Dalam rencana pengembangan dermaga tahun ini, akan dilakukan penambahan pelabuhan khusus batu bara. Rencananya, pengembangan dermaga khusus batu bara ini mencapai panjang 300 meter. Jika dermaga khusus ini selesai, dermaga satu hingga empat bisa dimanfaatkan untuk bongkar muat barang lain.
Docking System
Ekonom Universitas Andalas Prof Elfindri melihat, pengembangan Teluk Bayur harus memiliki konsep yang mengarah pada penyiapan fasilitas lain untuk perbaikan kapal. Menurut Elfindri, sistem galangan kapal (docking system) ini merupakan satu peluang yang bisa mendongkrak kinerja pelabuhan.
“Masuk akal jika Teluk Bayur dijadikan sebagai gerbang utama Pantai Barat, tapi tidak cukup sebatas itu, docking system ini juga harus dipandang sebagai peluang,” kata Elfindri.
Kedekatan jarak antara Sumbar dengan Singapura, menurut dia, bisa dimanfaatkan untuk ‘menarik’ jumlah kapal agar sandar di Padang. Dengan rata-rata 50 ribu kapal per tahun yang singgah di galangan kapal Singapura, paling tidak Sumbar memiliki peluang bisa mengembangkan sejumlah galangan kapal.
Secara jangka panjang, ia mengatakan, pengembangan Teluk Bayur tidak hanya akan meningkatkan perekonomian Sumbar. Daerah di kawasan Sumatera Tengah juga akan terkena imbas positif dari pengembangan dermaga tersebut.
“Perdagangan barang akan lebih mudah dan antrean tidak akan terlalu lama, sehingga interkoneksi antarpelabuhan bisa lebih berkembang,” katanya.
Ia melihat, pengembangan pelabuhan Teluk Bayur akan memberikan dua keuntungan bagi Sumbar.
Pertama, kondisi ini akan memperkuat kelancaran barang dari Jawa ke Sumbar yang selama ini lebih memanfaatkan jalur darat. Kedua, kawasan Sumatera Tengah bisa lebih berkembang.
Perluasan dermaga Teluk Bayur menelan lahan seluas delapan hektare. Pihak Pelindo mengaku telah berkoordinasi dengan masyarakat pemilik lahan untuk proses ganti rugi lahan.
Pemerintah Provinsi Sumbar memasukkan program perbaikan dermaga Teluk Bayur sebagai rencana jangka panjang yang direncanakan selesai pada 2014 dengan nilai investasi mencapai Rp1,7 triliun. Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengaku, pihaknya telah menandatangani kesepahaman dengan Pelindo untuk pengembangan jangka panjang Teluk Bayur.
Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Pelindo dalam koridor ekonomi dilakukan gubernur pada Agustus lalu. (Laporan: Eri Naldi l Padang, art)