G7 Bantu Rehabilitasi Jepang, Bursa Bergairah
VIVAnews - Bursa saham Tokyo, Jepang yang sempat terperosok paska gempa dan tsunami belakangan ini, akhirnya mampu dibuka lebih tinggi pada transaksi hari ini, Jumat 18 Maret 2011. Pengumuman para menteri keuangan G7 yang melakukan intervensi terkoordinasi di pasar mata uang memberikan sentimen positif.
Indeks Nikkei 225, sebagai acuan dari saham yang diperdagangkan di Tokyo, naik 260 poin atau 2,9 persen, tak lama setelah pasar dibuka.
CNNMoney melansir, pihak berwenang Amerika Serikat, Inggris, Kanada, dan Bank Sentral Eropa mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka akan bergabung dengan Jepang dalam "intervensi bersama di pasar bursa."
"Seperti yang kami perkirakan sebelumnya, volatilitas dan gerakan nilai tukar yang kacau memiliki implikasi yang merugikan bagi stabilitas ekonomi dan keuangan," kata salah satu menteri G7 dalam pernyataannya. "Kami akan terus memonitor pasar valuta dan siap bekerja sama sebagaimana mestinya."
Mata uang Yen, saat ini dianggap berada pada posisi yang aman oleh investor global. Sebab, mata uang itu didorong lebih tinggi dalam beberapa hari belakangan ini oleh spekulasi bahwa lebih banyak uang yang akan mengalir ke Jepang karena adanya pembangunan kembali.
Namun, mata uang Yen yang kuat merupakan ancaman serius terhadap ekonomi Jepang yang mengutamakan ekspor. Kondisi itu dapat merusak keuntungan bagi perusahaan Jepang yang berbisnis di luar negeri.
Pasar saham Jepang juga telah bergolak oleh ketidakpastian pada pekan ini, di mana investor terus berjuang untuk memahami efek dari bencana alam yang menghancurkan Jepang pekan lalu dan krisis lumpuhnya pembangkit listrik tenaga nuklir negara tersebut.
Seperti diketahui, indeks Nikkei turun 1,4 persen di sesi Kamis 17 Maret 2011, memangkas sebagian keuntungan hari sebelumnya. Pada Selasa 15 Maret 2011, indeks tersebut juga anjlok 10,6 persen, menandai penurunan tajam ketiga terburuk dalam sejarah Nikkei. (art)