BI: Tsunami Jepang Turunkan Setoran Newmont
VIVAnews - Bank Indonesia Mataram memperkirakan musibah gempa dan tsunami yang terjadi di Jepang dapat mempengaruhi jumlah royalti yang dibayarkan PT Newmont Nusa Tenggara kepada pemerintah Indonesia.
Pimpinan Bank Indonesia Mataram, Junaifin mengatakan, hampir 60 persen konsentrat tembaga produksi Newmont diekspor ke Jepang, selain ke Korea, dan sejumlah negara di Eropa. "Ini akan mempengaruhi pendapatan pemerintah," kata dia di Mataram, Jumat 18 Maret 2011.
Selain bencana Jepang, menurut Junaifin, faktor penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat juga mempengaruhi hasil penjualan konsentrat tembaga Newmont. "Nilai penjualannya jadi berkurang, meski volumenya sama," ujarnya.
Berkurangnya penjualan konsentrat tersebut, dia melanjutkan, juga akan mempengaruhi nilai royalti yang dibayarkan perusahaan tambang kepada pemerintah, termasuk Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Junaifin menyarankan Pemprov Nusa Tenggara Barat agar mengantisipasi penurunan setoran itu. "Bagaimana pun royalti Newmont sudah masuk dalam APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) 2011 Nusa Tenggara Barat," katanya.
Manajer Senior Hubungan Eksternal Newmont Nusa Tenggara, Arif Perdanakusumah membantah gempa dan tsunami Jepang mempengaruhi produksi dan pengiriman konsentrat emas dan tembaga Newmont. Meskipun Jepang menjadi salah satu pasar utama konsentrat asal Tambang Batu Hijau, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat itu.
"Kalau pun ada pengaruhnya, sangat kecil," kata Arif di Sumbawa.
Menurut Arif, gempa dan tsunami yang melanda Jepang Jumat lalu juga tidak berpengaruh pada harga konsentrat Newmont. Sebab, kontrak jual beli telah ditetapkan jangka panjang. Meski demikian, Newmont akan tetap memantau perkembangan Jepang.
Menurut Newmont, pasar utama konsentrat Batu Hijau adalah domestik, sebesar 30-40 persen. Lalu Jepang (20-30 persen), Korea Selatan (25 persen), dan sisanya 15 persen negara-negara lain.
Produksi emas Newmont Nusa Tenggara tahun lalu mencapai 737 ribu ounce, dan tembaga sebanyak 542 juta pound. (art)
Laporan: Edy Gustan l Mataram