Industri Reksa Dana 2012 Bakal Lebih Berat
VIVAnews - Pelaku pasar modal memperkirakan industri reksa dana pada 2012 akan terasa lebih berat dibandingkan tahun ini. Kondisi itu terjadi, terutama akibat kondisi makro ekonomi yang terpengaruh oleh krisis ekonomi global.
"Industri kan masih belum tahu, saham global juga belum tahu arahnya ke mana. Kalau perkiraan pribadi saya sekitar 15 persen pertumbuhannya," kata Direktur PT Danareksa Investment Management, Prihatmo Hari Mulyanto, usai konferensi pers peluncuran Reksa Dana Penyertaan Terbatas Danareksa BUMN Fund 2011, Microfinancing, di kantornya, Jakarta, Senin, 5 Desember 2011.
Hari menjelaskan, industri reksa dana sebelum munculnya gejolak di pasar saham, sebetulnya telah menyeret imbal hasil (return) turun seiring penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG).
Namun, kondisi itu sepertinya tidak mempengaruhi pembelian reksa dana yang justru meningkat. Para investor dianggap memanfaatkan momentum turunnya harga saham.
Untuk reksa dana saham, Hari melanjutkan, dengan rate yang sama, Danareksa telah menerbitkan reksa dana fixed income yang persentasenya juga sedikit lebih dekat dengan deposito.
"Memang kami juga berencana untuk meluncurkan beberapa produk, tapi saya masih wait and see," tuturnya seraya mengungkapkan rencana perusahaan untuk membesarkan bisnis reksa dana syariah.
Executive Vice President, Head of Product, Marketing and Services Commonwealth Bank Indonesia, Rian E Kaslan, menambahkan, pembelian produk investasi reksa dana justru meningkat pada saat pasar tengah mengalami penurunan. "Pembelian reksa dana justru naik 15-20 persen dari rata-rata pembelian sehari-hari," ujarnya kepada VIVAnews.
Nasabah, Rian menambahkan, lebih banyak membeli reksa dana saham di samping reksa dana pendapatan tetap dan pasar uang. Umumnya, para investor reksa dana tidak banyak yang keluar atau mengalihkan produk investasinya dari reksa dana berbasis saham pada saat kondisi pasar turun.
Dana Kelolaan DIM
Hari juga mengungkapkan, Danareksa Investment Management membukukan pertumbuhan dana kelolaan sebesar 20 persen dari Rp10,5 triliun pada 2010 menjadi Rp12,5 triliun tahun ini.
"Dana kelola sekarang Rp12,5 triliun per hari ini. Itu bukan direvisi, tapi realistis," kata Hari.
Hari mengungkapkan, kontribusi terbesar dana kelolaan DIM pada tahun ini bersumber dari kontrak pengelolaan dana sebesar Rp200 miliar, reksa dana Rp2 triliun, dan sisanya sebesar Rp10,5 triliun berasal dari produk investasi lainnya.
"Bisnis menyesuaikan dengan kondisi dunia, paling besar di reksa dana saham, sekarang sekitar Rp2 triliun," ungkap Hari. (art)