Hatta: MP3EI Tak Ganti Pembangunan Menengah

VIVAnews - Indonesia berambisi menjadi negara maju dan sebagai kekuatan 12 besar dunia pada 2025, serta 8 besar pada 2045 melalui pertumbuhan ekonomi tinggi yang inklusif dan berkelanjutan. Untuk mewujudkan itu, maka dibuat Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025.
Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa, menjelaskan MP3EI ini tidak menggantikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. Melainkan, MP3EI akan menjadi dokumen kerja yang komplementer terhadap RPJMN 2005-2025 sesuai UU No 17 tahun 2007 dan RPJMN 2010-2014 sesuai Peraturan Presiden No 5 tahun 2010.
"Seluruh program reguler pemerintah yang tidak dicakup dalam MP3EI berjalan seperti biasa sesuai dengan perencanaan. Program pengembangan MP3EI juga mencakup pembangunan di seluruh wilayah Tanah Air," ujar Hatta Rajasa saat membuka seminar nasional Lemhanas bertajuk "Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025 Guna Mendukung Pembangunan Nasional Dalam Rangka Meningkatkan Ketahanan Nasional" di gedung Lemhanas, Jakarta, Senin, 25 Juli 2011.
Hatta menjelaskan, terdapat tiga strategi utama dalam kerangka desain MP3EI, di antaranya pengembangan koridor ekonomi, penguatan konektivitas nasional, serta mempercepat kemampuan sumber daya manusia dan ilmu pengetahuan serta teknologi Nasional.
Menurut dia, pengembangan potensi melalui koridor ekonomi dapat dilakukan dengan cara mendorong investasi BUMN, swasta nasional, dan investasi langsung asing dalam skala besar pada 22 kegiatan ekonomi utama.
"Selain itu, dalam memperkuat konektivitas nasional dapat dilakukan dengan cara sinkronisasi rencana aksi nasional untuk merevitalisasi kinerja sektor riil, kemudian mempercepat kemampuan SDM dan Iptek nasional dengan pengembangan center of excellence di setiap koridor ekonomi," paparnya.
Dalam strategi pertama, yakni pengembangan potensi daerah melalui enam koridor ekonomi, MP3EI mempertimbangkan posisi geo-strategis Indonesia dalam skala regional maupun global. Posisi tersebut membentuk keunggulan dan keunikan masing-masing pulau besar yang akan menjadi pilar utama dalam rangka mencapai visi 2025.
Dengan demikian, tambah Hatta, pengembangan enam koridor ekonomi harus diselenggarakan secara terintegrasi, tidak terpisah-pisah untuk memaksimalkan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi di seluruh Tanah Air.
"Namun, tetap ada prasyarat. Pertumbuhan ekonomi tinggi saja tidak cukup, perlu ada perlindungan sosial. Perlu ada budget negara untuk perlindungan sosial, cluster-cluster perlindungan sosial diperlukan dalam hal ini," kata dia.
Sementara itu, koridor ekonomi Indonesia yang termasuk di dalam MP3EI ini adalah Koridor Ekonomi Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali-Nusa Tenggara, dan Papua-Kepulauan Maluku.
Maluku Utara sendiri diintegrasikan ke dalam Koridor Ekonomi Papua-Maluku, sehingga menjadi Koridor Ekonomi Papua-Kepulauan Maluku, mempertimbangkan keterikatan sosial-budaya masyarakat Maluku Utara dengan Maluku. (art)