"Gaji Bankir Tak Perlu Diatur"
VIVAnews - Para bankir menilai wacana pengaturan gaji bankir oleh Bank Indonesia tidak diperlukan. Wacana yang dikeluarkan Bank Indonesia itu akan mengatur gaji para eksekutif bank agar memperkuat tata kelola untuk mencegah pengambilan risiko secara berlebihan bagi eksekutif.
Menurut Direktur PT Bank Negara Indonesia Tbk, Krishna R Soeparto, urusan gaji sangat bergantung pada kebijakan masing-masing perusahaan, sehingga aturan BI itu tidak tepat dilakukan di Indonesia.
"Sebab gaji itu aturan masing-masing perusahaan. Bank itu, baik ukurannya, asetnya, dan kegiatan usahanya berbeda sehingga saya kira sulit diterapkan," kata Krishna saat ditemui usai acara di Gedung Graha CIMB Niaga, Jakarta, Kamis 7 Juli 2011.
Berbeda dengan perbankan global yang tidak lagi memberi pinjaman, tapi lebih kepada urusan deal making. "Sehingga, aturan gaji memang cocok diterapkan di sana," ujar Krishna.
Wakil Direktur Utama PT Bank CIMB Niaga Tbk, Catherine Hadiman, sependapat aturan gaji sulit diatur, sebab tergantung kondisi pasar. Ia menilai, BI seharusnya lebih fokus untuk mendorong perbankan agar lebih efisien.
"Di industri lain tidak ada aturan gaji seperti ini. Kenapa gaji bankir lalu diatur? Apalagi, bank itu kan yang berkepentingan pemegang saham. Pemegang saham juga tentu nggak mau bayar mahal bila bankirnya tidak profesional," kata dia.
Untuk itu, menurut Catherine, BI sebaiknya tidak perlu mengatur gaji para bankir. "Aturan itu, biar pasar saja yang mengatur," tuturnya. (art)