Inflasi Rendah, Saham Ini Jadi Buruan

Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet - Serta Info terbaru seputar dunia bisnis indonesia terupdate dan terpercaya

Senin, 28 Maret 2011

Inflasi Rendah, Saham Ini Jadi Buruan

VIVAnews - Kinerja keuangan emiten 2010 diperkirakan masih menjadi pendorong aksi transaksi saham di lantai Bursa Efek Indonesia pada hari ini, Selasa, 29 Maret 2011. Selain itu, ekspektasi terhadap tingkat inflasi yang rendah juga menjadi tolak ukur investor dalam memburu saham.

"Investor mulai memperhatikan saham yang selama ini berpengaruh terhadap laju inflasi dan memiliki kinerja keuangan yang kuat. Sebab, inflasi diprediksi rendah untuk Maret ini," kata analis PT eTrading Securities, Wisnnu Karto, saat dihubungi VIVAnews.com di Jakarta.

Selain itu, dia menambahkan, perkembangan isu radiasi nuklir serta pemulihan pasca-gempa dan Tsunami di Jepang serta  krisis politik di Libya yang kembali memanas akibat serangan AS dan sekutunya terhadap pasukan pro Khadafi diperkirakan ikut mempengaruhi pergerakan pasar saham setelah Senin, 28 Maret 2011 ditutup negatif.

Diketahui, indeks harga saham gabungan (IHSG) Senin ditutup turun 4,25 persen atau 0,12 persen ke level 3.602,86. Saham sektor perbankan mampu menjaga penurunan IHSG lebih lanjut, karena menguat 1,64 persen (0,35 persen) di posisi 463.050. Sedangkan sektor perkebunan pengontribusi terbesar, karena naik 19,41 persen atau 0,93 persen menjadi 2.089,91.

Gifar Indra Sakti, analis PT Sucorinvest Central Gani juga berpendapat, pemodal sepertinya akan melakukan selektif beli saham di saat IHSG masih rawan terkoreksi. "Untuk itu, jangan asal pilih saham," ujar dia saat dihubungi terpisah di Jakarta.

Namun, ia menuturkan, proyeksi tingkat inflasi Maret yang rendah bisa mendorong pelaku pasar mengakumulasi saham sektor perbankan dan barang konsumsi. "Kalau inflasi rendah, suku bunga acuan perbankan aman. Selain itu, daya beli masyarakat juga meningkat," kata Gifar.

Saham itu, menurut Gifar, di antaranya PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF). "Tapi, kalau inflasi tinggi, sebaiknya ambil untung bila sudah punya saham-saham ini," ujarnya.

Seperti diketahui, tekanan inflasi yang disebabkan kenaikan harga bahan pangan diperkirakan berkurang setelah musim panen Maret-April 2011. Angka indikator inflasi juga diperhitungkan akan melunak seiring dengan penurunan harga bahan pangan dan penguatan nilai tukar rupiah.

"Keputusan pemerintah untuk menunda program pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi ikut mengurangi tekanan inflasi jangka pendek," kata Investment Specialist PT BNP Paribas Investment Partners, Johan Sidik, dalam risetnya mengenai kondisi perekonomian Indonesia di Jakarta.

Sementara itu, setelah bulan sebelumnya cukup tinggi, akhirnya inflasi turun pada Februari 2011. Inflasi Februari tercatat 0,13 persen, bahkan kelompok bahan pangan mengalami deflasi.

Sedangkan laju inflasi kumulatif (Januari-Februari) sebesar 1,3 persen dan year on year sebesar 6,84 persen atau turun jika dibandingkan angka year on year Januari 7,02 persen. Untuk inflasi inti sebesar 4,36 persen.

Kerja di rumah

Popular Posts