CIMB: Ini Bank dengan Pertumbuhan Tinggi 2011

Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet - Serta Info terbaru seputar dunia bisnis indonesia terupdate dan terpercaya

Senin, 28 Maret 2011

CIMB: Ini Bank dengan Pertumbuhan Tinggi 2011

VIVAnews - CIMB Research memperkirakan sejumlah bank yang menyasar pasar kredit konsumsi bakal mengalami pertumbuhan tinggi tahun ini.

Perbankan dengan basis pertumbuhan spesifik itu di antaranya PT Bank Bukopin Tbk, PT Bank Tabungan Negara Tbk, PT Bank Danamon Tbk, PT Bank Central Asia Tbk, dan PT Bank Mandiri Tbk.

"Tingkat inflasi yang menurun juga menjadi salah satu pendorong pertumbuhan pendapatan bank-bank tersebut," ujar analis CIMB Research, Mulya Chandra, dalam risetnya yang diterima VIVAnews.com di Jakarta.

Selain itu, Mulya memperkirakan, pertumbuhan kredit perbankan tahun ini akan meningkat menjadi 24,2 persen dari tahun sebelumnya yang hanya 22,8 persen. Hal itu dipicu tingginya penyaluran kredit perbankan selama Januari 2011 sebesar 1,1 persen.

"Meski penyaluran kredit pada tiap awal tahun biasanya rendah, pada Januari 2011 meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu," kata dia.

CIMB Research mencatat, penyaluran kredit terbesar berupa pinjaman belanja modal disusul kredit konsumsi yang didorong sektor komoditas yang sedang meningkat. Adapun pertumbuhan deposito diperkirakan flat atau sebesar Rp2.300 triliun yang menyebabkan loan to deposit ratio (LDR) berada pada level 76 persen.

Sementara itu, Bank Danamon diprediksi mengalami pertumbuhan kredit 12 persen, diikuti Bank Central Asia sembilan persen, dan Bukopin sebanyak empat persen. Sementara itu, pertumbuhan saham dan kapitalisasi pasar bank-bank tersebut mencapai 1-2 persen secara year to date.

Namun, bank yang tidak terlalu beruntung dengan pertumbuhan kredit ini adalah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk, serta PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. CIMB Research memperkirakan, dua bank tersebut kehilangan nilai pasar sebesar 11-20 persen.

Bertumbuhnya kredit diprediksi ditopang oleh tekanan inflasi --yang dipicu kenaikan harga bahan pangan-- yang diperkirakan berkurang setelah musim panen Maret-April 2011. Angka indikator inflasi juga diperhitungkan akan melunak seiring dengan penurunan harga bahan pangan dan penguatan nilai tukar rupiah.

Seperti diketahui, setelah bulan sebelumnya cukup tinggi, akhirnya inflasi turun pada Februari 2011. Inflasi Februari tercatat 0,13 persen, bahkan kelompok bahan pangan mengalami deflasi.

Sementara itu, laju inflasi kumulatif (Januari-Februari) sebesar 1,3 persen dan year on year (yoy) sebesar 6,84 persen atau turun jika dibandingkan angka yoy Januari 7,02 persen. Untuk inflasi inti sebesar 4,36 persen.

Hal ini sedikit berbeda dengan prediksi Bank Indonesia di awal tahun yang memperkirakan pertumbuhan kredit melambat. Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution menargetkan pertumbuhan kredit mencapai 19-21 persen pada 2011.

Lambatnya penyaluran kredit tersebut terkait kenaikan peringkat investment grade pada utang Indonesia oleh lembaga pemeringkat.

Kondisi itu membuat perusahaan cenderung memilih pembiayaan lebih murah melalui pasar modal seperti obligasi. Meski suku bunga acuan 2010 bertahan pada 6,5 persen, namun suku bunga pinjaman tidak turun merata. (art)

Kerja di rumah

Popular Posts