Kenapa Saham Perbankan Masih Menarik?
VIVAnews - Kebijakan Bank Indonesia (BI) untuk menaikkan Giro Wajib Minimum (GWM) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Maret mendatang diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan kredit perbankan 2011.
GWM untuk mata uang rupiah telah dinaikkan menjadi sebesar delapan persen. Sementara itu, bagi mata uang asing akan dinaikkan bertahap mulai lima persen pada Maret hingga delapan persen pada Juni 2011.
"Regulator serius mendorong penurunan bunga kredit. Aturan Giro Wajib Minimum diperbarui guna memacu bank berkompetisi menyalurkan kredit," kata Direktur Riset dan Investor Relation Bahana TCW Investment Management, Budi Hikmat, di Jakarta.
Bunga deposito, menurut dia, juga berpeluang naik. "Bank berskala kecil sudah mulai berebut dana nasabah lewat hadiah langsung, undian, dan cash back," ujar Budi.
Vice President PT Erdhika Elite Securities, Muhammad Reza, optimistis tahun ini pertumbuhan kredit akan mencapai 25 persen dan rata-rata rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perbankan akan meningkat menjadi 19 persen terkait rencana penawaran umum terbatas atau rights issue beberapa bank. Sementara itu, LDR tahun ini akan mencapai 85 persen.
Dia mengatakan, pertumbuhan kredit hingga kuartal III-2010 telah menembus 21,2 persen guna mencapai level 22 persen pada akhir tahun. Pada periode yang sama, LDR mencapai 77,06 persen.
Adapun rasio kecukupan modal (CAR) sektor perbankan hingga kuartal III-2010 mencapai 18,6 persen, atau lebih tinggi dibanding 2009 di level 17,4 persen.
"Penambahan CAR ini untuk meningkatkan daya ekspansi bank," ujar Kepala Riset Bhakti Securities Edwin Sebayang. Kredit modal kerja yang meningkat merupakan indikasi ada peningkatan bisnis di sektor riil.
Kondisi itu pula yang diharapkan dapat membuat saham perbankan memiliki prospek bagus selama 2011. PT Samuel Sekuritas juga merekomendasikan saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) untuk portofolio 2011.
"Saham-saham ini berorientasi domestik yang diuntungkan oleh tingginya pertumbuhan GDP Indonesia dan rendahnya suku bunga," kata analis Samuel Sekuritas, Adrianus Bias Prasuryo.
Bank Mandiri memiliki nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp138,58 triliun dengan price to earning ratio (PER) pada 2011 diproyeksikan sebesar 11,6 kali dan price to book value (PBV) 2,9 kali.
Target harga saham tahun ini Rp7.800 per unit seiring sentimen rencana rights issue. Kisaran harga rights issue Bank Mandiri sebesar Rp4.500-6.150 per unit.
Analis PT Eko Capital Securities, Cece Ridwan, mengatakan jika ingin rights issue perseroan diminati pelaku pasar, harga saham berkode BMRI itu harus berada di level Rp7.800-8.000.
Sementara itu, saham Bank Rakyat Indonesia saat ini memiliki nilai kapitalisasi pasar Rp122,79 triliun. Target harga saham Rp13.500 dengan PER diproyeksikan 11,6 kali dan PBV sebesar 2,9 kali pada 2011.
Perseroan juga berencana memecah nilai nominal saham (stock split) dengan rasio 1:2, yaitu dengan nominal lama Rp500 per unit menjadi nominal baru Rp250 per unit.
Meski demikian, saham sektor ini rentan terhadap inflasi dan suku bunga acuan. "Kuartal ketiga kami melihat kemungkinan akan ada kenaikan suku bunga oleh BI," ujar Budi.
Konsensus pasar memperkirakan BI menaikkan suku bunga ke level
7-7,5 persen pada 2011. Kenaikan BI rate akan diikuti oleh suku bunga deposito berjangka dan imbal hasil instrumen pasar uang lainnya.
Bank Indonesia saat ini masih mempertahankan suku bunga pada level 6,5 persen. Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan tingkat inflasi sepanjang 2010 sebesar 6,96 persen.