Pemimpin Dunia Bicarakan Krisis Pangan

Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet - Serta Info terbaru seputar dunia bisnis indonesia terupdate dan terpercaya

Minggu, 29 Januari 2012

Pemimpin Dunia Bicarakan Krisis Pangan

VIVAnews- Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) membicarakan mengenai ketahanan pangan. Indonesia mengusulkan bagaimana mengubah pola konsumsi dalam forum yang diselenggarakan di Davos, Swiss.

Kolaborasi para pemangku kepentingan di  Indonesia untuk mengubah pola konsumsi pangan masuk dalam konklusi dari diskusi berjudul “Ensuring The Food Security” yang digelar di Congress Hall, Davos.  “Dalam diskusi bersama para pemimpin dunia termasuk Bill Gates kita paparkan usulan ubah pola konsumsi untuk penyediaan pangan yang berkelanjutan,” ujar Menteri Perdagangan  Gita Wirjawan kepada Uni Z. Lubis dari antv di Davos, 29 Januari 2011.

Menurut Gita, penanganan untuk mencegah krisis pangan tidak hanya dari sisi pasokan, melainkan juga bagaimana menangani permintaan konsumen.  Indonesia mengembangkan matrik perubahan pola konsumsi yang akan disepakati oleh pemerintah dari pusat ke daerah dan pihak swasta.  Bulan lalu Mendag Gita mengusulkan agar masyarakat Indonesia mengurangi konsumsi beras dan beralih ke sumber karbohidrat lain seperti singkong.

Diskusi mengenai pangan bagi dunia ini juga menghadirkan Bill Gates selaku pendiri Bill & Melinda Gates Foundation. Pendiri Microsoft dan orang terkaya dunia itu mengatakan peluang untuk meningkatkan produktivitas pertanian dua atau tiga kali lipat ada di depan mata. “Masalahnya, suara dari masyarakat miskin dalam sistem pasar sangat lemah,” kata Bill Gates. 

Panelis lainnya, Menteri Koordinator Bidang Keuangan Nigeria, Ngozi-Okonjo Iweala mengatakan perlunya membangun hubungan erat antara perusahaan besar di bidang pertanian dan petani kecil  untuk meningkatkan ketersediaan nutrisi dan mengentaskan kemiskinan. “Afrika bisa menyediakan pangan untuk warganya, tapi kami prihatin degan tren kesulitan pangan bagi kalangan miskin,” kata Okonjo Iweala.

Panelis lainnya adalah Paul Polman, CEO Unilever, Direktur Jendral Badan Pertanian Dunia (FAO) Jose Graziano da Silva, Menteri Pertanian Peranis Bruno Le Maire  dan CEO Swiss Re Stefan Lippe.  Semua pemimpin bisnis dan wakil pemerintah sepakat perlunya meningkatkan produktivitas petani.

CEO Sinar Mas Group, Franky Oesman Widjaya yang juga hadir dalam diskusi soal pangan di WEF kali ini mengatakan, swasta siap berkolaborasi dalam menjamin ketersediaan pangan.  “Kita sepakati konsep visi baru untuk pertanian berkelanjutan,” ujar Franky Widjaya usai diskusi.

Menurutnya, ada kesamaan pandangan antara pihak pemerintah, swasta dan lembaga riset agar proses produksi pertanian memperhatikan upaya mengurangi kemiskinan sebesar 20 persen, mengurangi emisi dalam proses produksi 20 persen dan meningkatkan produktivitas pertanian sebesar 20 persen.
 
Direktur Jendral FAO Jose Graziano da Silva mengatakan bahwa upaya menyediakan pangan bagi penduduk dunia harusn dilakukan tanpa merusak sumberdaya alam.  “Saya yakin kita bisa atasi krisis pangan.  Masalahnya bukan pada pasokan, tetapi akses ke pangan dan sumberdaya alam seperti tanah dan air,” kata da Silva. Petani miskin, lanjut da Silva, membutuhkan akses ke sumberdaya alam, pekerjaan yang lebih baik, harga pangan yang lebih rendah dan ketersediaan pangan termasuk dalam situasi darurat karena bencana.

Kolaborasi antara  perusahan swasta besar di bidang pertanian dengan petani miskin juga perlu untuk meningkatkan skala usaha.  “Dunia keuangan siap mendukung upaya penyediaan pangan melalui berbagai cara, mulai dari kredit, investasi, asuransi dan bentuk lain.  Tapi petani kecil perlu diberdayakan agar skala usahanya layak dibantu secara keuangan,” kata Stefan Lippe, CEO Swiss Re, perusahaan asuransi besar. (eh)

*Laporan dari Davos oleh Pemimpin Redaksi ANTV, Uni Z. Lubis

Kerja di rumah

Popular Posts