Perubahan Gaya Hidup Dorong Pasar Modern
VIVAnews - Perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih senang berbelanja di pasar modern dibandingkan di pasar tradisional diperkirakan akan meningkatkan pertumbuhan pasar ritel sebesar 10-15 persen di 2012.
Direktur Utama PT Sarinah (Persero) Jimmy Ghani menjelaskan ekonomi Indonesia pada 2011 cukup kuat, dengan produk domestik bruto (PDB) mencapai US$3.400 per kapita dan cadangan devisa mencapai US$20 miliar.
Rasio utang Indonesia yang terus menurun, dari 95 persen pada 2000 menjadi 24 persen pada 2011 merupakan bukti menguatnya ekonomi Indonesia. "Ditambah bangkitnya kelas menengah di Indonesia yang peringkat tiga terbesar di Asia," kata Jimmy di Jakarta, Minggu 4 Desember 2011.
Meningkatnya kelas menengah di Indonesia, diyakini ikut mengerek pertumbuhan pasar ritel di 2012 mendatang. Pada 2011 saja diprediksi pengeluaran masyarakat di sektor ritel mencapai Rp120 triliun, dimana sektor makanan dan minuman masih mendominasi.
Masyarakat kelas menengah cenderung lebih menginginkan peran pasar modern yang nyaman, aman, dan dengan harga yang tidak perlu ditawar lagi.
Agar tidak terjadi dikotomi antara pasar tradisional dengan pasar modern, kata dia, pemerintah harus membenahi infrastruktur pasar tradisional agar lebih tertata dan bersih. Pertumbuhan pasar ritel didorong oleh meningkatnya GDP Indonesia serta kelas menengah Indonesia yang menuntut kenyamanan tempat belanja.
"Karena perubahan gaya hidup masyarakat tidak bisa dihindari, semakin tinggi pendapatan maka masyarakat menginginkan tempat belanja yang nyaman," jelasnya.
Saat ini, lanjutnya, pasar ritel di Indonesia masih dikuasai oleh peritel besar seperti Carrefour, Hypermart, LotteMart serta minimarket yang saat ini sudah mulai tersebar merata di Indonesia.
Dengan kuatnya pasar domestik di Indonesia, dia optimis terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia di 2012. Tapi, Indonesia tetap mewaspadai dampak krisis ekonomi Amerika dan Eropa.
"Krisis ekonomi di Eropa dan Amerika merupakan peluang besar bagi pengusaha muda untuk bangkit. Kuncinya kreatif, inovatif dan bisa menangkap peluang industri kreatif," jelasnya.