Wirausaha Muda Indonesia Belajar dari China
VIVAnews - Wirausaha muda China dan ASEAN saling bertukar informasi melalui ASEAN-China Young Entrepreneur Association Forum, guna mengembangkan perdagangan dan ekonomi di kawasan itu. Lantas, apa yang bisa dipelajari dari wirausaha China?
Menurut Sekjen Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Mochamad Ridwan Mustofa, wirausaha muda Indonesia dan China memiliki tipikal yang sama. "Memiliki semangat yang baik dan daya juang yang bagus," kata dia kepada VIVAnews.com di Jakarta, Rabu, 23 Maret 2011.
Namun, bedanya, pengusaha China lebih diuntungkan faktor internal, yakni kondisi di dalam negeri, seperti infrastruktur yang baik, tingkat bunga yang sangat rendah, restrukturisasi pajak, fasilitas kredit ekspor, dan adanya kebijakan-kebijakan yang mendukung investasi.
Untuk masalah infrastruktur --yang selama ini dikeluhkan--, pemerintah telah menjawabnya dengan menyusun rencana induk bagi percepatan pertumbuhan ekonomi.
Kalangan pelaku usaha, menurut dia, juga diajak untuk ikut terlibat dalam investasi. Dengan adanya rencana induk dan beberapa koridor ekonomi, distribusi barang menjadi lebih lancar dan efisien.
Sementara itu, di Indonesia, jumlah wirausaha kurang dari 0,2 persen dari total angkatan kerja. "Ini tergolong sangat rendah dibandingkan negara maju, di mana jumlah penduduk yang melakukan berwirausaha mencapai 2 persen," tuturnya.
Mengenai tingkat suku bunga, dia menambahkan, Bank Indonesia (BI) secepatnya bisa mengkajinya. "Turunnya suku bunga merupakan insentif bagi kami para pengusaha," kata dia. (art)