Indonesia Kaji Naikkan Ekspor Gas ke Jepang
VIVAnews - Menteri Keuangan, Agus Martowardojo, mengatakan pemerintah masih harus mengkaji lebih mendalam permintaan pemerintah Jepang agar Indonesia menambah pasokan ekpor minyak bumi dan gas. Saat ini, bantuan yang bisa diberikan Indonesia baru berupa dana sebesar US$2 juta.
"Saya kan tidak hadir dalam pertemuannya, kalau seandainya [pasokannya] ada, nanti kami ceritakan," kata Agus Martowardojo di kantornya, Jalan Wahidin, Jakarta, Jumat, 18 Maret 2011.
Agus mengakui, Jepang selama ini merupakan kreditor terbesar bagi pembangunan sejumlah proyek di tanah air. Karena alasan itu pula, pemerintah memberikan perhatian yang penuh terhadap kondisi Jepang pasca musibah gempa bumi dan tsunami.
"Indonesia memberikan dukungan sebesar US$2 juta untuk pemerintah Jepang dan ini merupakan bentuk rasa solidaritas kita dengan musibah," katanya.
Namun, dalam hal permintaan tambahan pasokan ekspor minyak bumi dan gas, Agus menyatakan pemerintah harus membicarakan masalah tersebut dengan instansi terkait karena hal itu berhubungan dengan produksi dan konsumsi energi nasional.
Pemerintah Indonesia selama ini telah membuat kebijakan bahwa pasokan gas dalam negeri akan diutamakan untuk memenuhi kebutuhan industri lokal. Sejumlah industri seperti pembangkit listrik, pupuk, dan petrokimia merupakan industri yang paling membutuhkan tambahan pasokan gas.
Sebelumnya, Pemerintah Jepang melalui Wakil Menteri Luar Negerinya Makiko Kikuta secara resmi meminta bantuan tambahan pasokan gas dan minyak dari Indonesia guna mengatasi berkurangnya sumber listrik akibat tidak beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima. Untuk mengatasi defisit pasokan listrik, pemerintah Jepang telah memberlakukan kebijakan penghematan penggunaan listrik secara besar-besaran.