Ekspor ke Jepang Terpengaruh Sementara
VIVAnews - Biro Pusat Statistik memperkirakan bencana di Jepang akan membawa pengaruh bagi ekspor Indonesia, namun hanya bersifat sementara.
Tahun lalu, Jepang merupakan negara tujuan ekspor Indonesia nomor satu, yang disusul oleh China (urutan 2) dan Amerika. Selain itu Jepang merupakan negara importir terbesar ke dua, setelah China. Berdasarkan data BPS ekspor non Migas Jepang sepanjang Januari-Desember 2010 mencapai US$16,496 miliar. "Jepang konsisten nomor satu baik ekspor atau impor," kata Kepala BPS, Rusman Heriawan, kepada VIVAnews.com, Kamis, 17 Maret 2011.
Menurut dia, bencana di Jepang akan mempengaruhi ekspor impor. Namun, karena adanya beberapa alasan pengaruhnya akan terjadi sesaat saja. Pertama, saat ini Jepang memang tengah dalam rangka pencarian korban. Namun, biasanya Jepang sangat cekatan dan segera memulihkan urat nadi ekonomi.
Kedua, wilayah yang terkena bencana bukanlah Jepang secara keseluruhan, namun terjadi di pantai timur bagian utara, kota besar Sendai, Fukushima, Tokyo dan Yokohama. Namun bagian barat tidak tersentuh bencana.
"Ini barangkali tidak terlalu besar terhadap perekonomian Jepang" ujarnya.
Ketiga, Jepang sangat cekatan dan terlatih. Memang tidak bisa dihindari adanya banyak korban, namun dengan respon yang bagus kerugian baik jiwa dan benda bisa diminimalisir" ujarnya.
Keempat, secara struktur ekspor Indonesia ke Jepang mempunyai fundamental kuat. Sepuluh besar komoditas eksor ke Jepang antara lain adalah LNG, biji tembaga, minyak mentah, batu bara. Ekspor jenis bahan tambang tersebut mempunyai kontrak jangka panjang.
"Hal-hal itulah yang membuat kita tidak boleh pesimis. Memang [bencana] ada pengaruhnya, hitungannya beberapa minggu," kata Rusman.