Pengamat: Batalkan Program Pembatasan Premium

Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet - Serta Info terbaru seputar dunia bisnis indonesia terupdate dan terpercaya

Senin, 09 Januari 2012

Pengamat: Batalkan Program Pembatasan Premium

VIVAnews - Pemerintah berencana melakukan pembatasan pemakaian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada April mendatang. Sedangkan sosialisasi program pembatasan BBM bersubsidi itu akan segera dimulai pekan depan.

Namun, menurut Pengamat Perminyakan/Pakar Energi dan Pertambangan, Kurtubi, rencana tersebut sebaiknya dibatalkan. Sebab, hal itu tidak akan mengurangi ketergantungan akan pemakaian bahan bakar minyak.

"Percuma, karena itu sama saja dari minyak pindah ke minyak," kata dia, saat dihubungi VIVAnews.com di Jakarta, Selasa 10 Januari 2012.

Apalagi, Kurtubi mengatakan bahwa hingga saat ini Indonesia masih mengimpor bahan bakar minyak dan harganya dari hari ke hari terus meningkat.

Selain itu, dia menambahkan, kebijakan tersebut sepertinya juga tidak akan berjalan. Sebab, konsumen akan dipaksa membeli dua kali lebih mahal. "Biasanya beli Premium di harga Rp4.500 per liter, harus mengeluarkan biaya hingga Rp8.350-8.750 per liter," kata Kurtubi.

Kurtubi menyarakan, sebaiknya pemerintah mengedepankan program konversi dari BBM ke bahan bakar gas (BBG). "Itu lebih penting. Jadi, fokus utama adalah membangun infrastrukturnya, membangun SPBG (stasiun pengisian bahan bakar gas)," tuturnya.

Dia membandingkan, jika pemerintah berencana menghemat pemakaian BBM dan mengurangi beban anggaran, solusi yang paling tepat adalah mengajak masyarakat segera beralih ke BBG. "Harganya jauh lebih murah daripada minyak," tutur Kurtubi.

Bangun Pabrik Converter Kit

Selain membangun infrastruktur SPBG, Kurtubi merekomendasikan agar pemerintah secepatnya membangun pabrik converter kit, alat tambah yang digunakan pada mobil untuk mengalihkan bahan bakar dari BBM ke gas.

"Saat ini boleh mengimpor converter 1-2 ribu unit. Tapi yang paling baik, segera bangun pabriknya di sini," kata dia. (ren)

Related Posts:

Kerja di rumah

Popular Posts