Pemilik Kilang Elpiji Besar Lepas Saham

Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet - Serta Info terbaru seputar dunia bisnis indonesia terupdate dan terpercaya

Senin, 09 Januari 2012

Pemilik Kilang Elpiji Besar Lepas Saham

VIVAnews - Perusahan swasta pemilik kilang elpiji terbesar kedua di Indonesia, PT Surya Esa Perkasa Tbk berencana melepas saham ke publik sebanyak 250 juta saham atau sebesar 25 persen. Lewat proses penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO), perusahaan berharap bisa meraup dana hingga Rp150 miliar.

Surya Eka Perkasa menetapkan kisaran harga penawaran umum saham perdana sebesar Rp450-650 per unit. Bertindak selaku penjamin emisi dalam proses IPO Surya Esa Perkasa adalah PT Equator Securities. Proses bookbuilding rencananya berlangsung pada 9-13 Januari 2012 bersamaan dengan selesainya roadshow internasional. Adapun target pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah awal Februari 2012.

Direktur Eksekutif Surya Esa Perkasa, Vinod Laroya, dalam paparan publik di Hotel Nikko, Jakarta, Senin 9 Januari 2012, mengatakan dana hasil IPO diharapkan sebagian besar bisa digunakan untuk membangun kilang gas bumi.

"Untuk kilang LPG, sekitar US$15 juta, tahun 2014 baru selesai dan tahun ini sudah mulai desainnya," kata Vinod.

Menurut Vinod, dengan IPO tersebut, perusahaan juga berharap bisa menggunakan teknologi lebih canggih dalam pemrosesan gas bumi. Teknologi tersebut rencananya didatangkan dari Amerika Serikat atau Kanada.

Surya Esa Perkasa mencatat produksi elpiji perusahaan saat ini mencapai 113 metrik ton per hari. Usai IPO, perusahaan berharap bisa meningkatkan produksi sebanyak 50 metrik ton per hari atau naik 44 persen.

Dalam jangka panjang, perusahaan menargetkan bisa membangun fasilitas produksi amoniak melalui anak perusahaannya, PT Panca Amara Utama. Pabrik ini diharapkan bisa memanfaatkan gas bumi dari wilayah kerja blok Senoro-Toli (Donggi-Senoro) di Sulawesi Tengah.

Selain menggunakan dana untuk ekspansi bisnis, Surya Esa akan mengalokasikan dana sebesar 25 persen untuk menambah pembayaran utang kepada Bank UOB sebesar Rp350 miliar.

Vinod juga mengatakan, perusahaan telah menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) hingga 2013 sebesar US$15 juta setara Rp135 miliar (kurs Rp9.000 per dolar AS). Sumber pembiayaan untuk capex tersebut berasal dari kas internal dan pinjaman.

Sekretaris Perusahaan Surya Esa Perkasa, Isentha Hioe, mengakui pinjaman perusahaan berasal dari tahun lalu. Kala itu, Surya Esa mengakuisisi PT Panca Amara Utama (PAU) yang merupakan produsen amoniak.

Sebagai informasi, pemegang saham utama Surya Esa Perkasa saat ini adalah Garibaldi Thohir, Vinod Laroya, dan Ida Bagus Made Putra Jandhana yang menjabat sebagai anggota direksi perusahaan.

Perusahaan ini didirikan sejak 2006 dan menjadi pemilik kilang LPG swasta terbesar kedua di Indonesia. Pembangunan kilang dan instalasi fasilitas pengolahan gas bumi yang berlokasi di Palembang dilakukan sejak 2006 dengan produksi komersial pada 2007.

Perusahaan ini memproduksi LPG sebagai produk utama, propana, dan kondensat. Perseroan mendapatkan sumber pasokan gas bumi dari PT Pertamina EP melalui Joint Operation Agreement dengan salah satu perusahaan afiliasinya yang mempunyai perjanjian jual beli gas jangka panjang dengan Pertamina EP. (art)

Related Posts:

Kerja di rumah

Popular Posts