3 Menteri Kunjungi Peresmian Pabrik CPO Smart

Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet - Serta Info terbaru seputar dunia bisnis indonesia terupdate dan terpercaya

Rabu, 30 Maret 2011

3 Menteri Kunjungi Peresmian Pabrik CPO Smart

VIVAnews - Mencuri kesempatan industri China yang tidak bisa memproduksi minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil-CPO), PT Smart Tbk dan perusahaan afiliasinya berencana menanamkan investasi hingga Rp 9 triliun. Dana yang dialokasikan hingga 4 tahun mendatang atau sampai 2015 itu akan digunakan untuk pengembangan industri CPO.

"Rencana investasi hingga Rp9 triliun dengan fasilitas yang sama," kata Komisaris Utama PT Smart Tbk, Franky O Widjaja di sela-sela peresmian pabrik pengolahan CPO di Marunda, Bekasi, Jawa Barat, Rabu, 30 Maret 2011.

Menurut Franky, perusahaan telah menunjuk sejumlah lokasi untuk pengembangan industri pabrik pengolahan CPO yaitu di Surabaya (Jawa Timur), Tarjun (Kalimantan Selatan), dan Belawan (Sumatera Utara). Dari pengembangan ini, Smart ditargetkan mampu menyerap tenaga kerja baru sebanyak 20 ribu karyawan dalam kurun waktu 4 tahun mendatang.

Sementara untuk pabrik pengolahan CPO di Marunda yangbaru diresmikan, Smart berencana memproduksi sekitar 300 ribu ton CPO per tahun. Dari pabrik baru itu juga perusahaan akan menghasilkan 168 ribu ton minyak goreng dan 112 ribu ton margarin per tahun.

Untuk membangun pabrik tersebut, Smart telah menanamkan investasi hingga RP2,3 triliun.

Franky berharap dengan rencana pengembangan industri CPO, Smart bisa ikut  memperkuat indutri hilirisasi sumber daya alam, mengembangkan perekonomian lokal, regional, dan internasional, meningkatkan nilai tambah, membuka lapangan kerja baru, serta meningkatnya ekspor dalam bentuk produk bernilai tambah.

Hadir dalam peresmian pabrik pengolahan CPO kali ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan, dan Menteri Perdagangan, Mari E Pangestu.

Dalam sambutannya, Hatta mengatakan, upaya hilirisasi yang dilakukan korporasi secara tidak langsung ikut mendukung agenda pemerintah dalam percepatan dan perluasan ekomomi nasional.

Hatta mengungkapkan, Indonesia selama ini mengekspor CPO dalam bentuk bahan mentah hingga 60-65 persen dari total produksi CPO nasional. Ke depan, secara bertahap, pemerintah akan mengatur agar ekspor CPO ke konsumen luar negeri  lebih didominasi produk olahan dengan persentase mencapai 60 persen.

Pemerintah juga berjanji akan memberikan dukungan peningkatan nilai tambah pada sumber daya alam baik pertanian maupun mineral. Dengan demikian, Indonesia nantinya tidak hanya dapat memasok kebutuhan CPO dalam negeri tetapi juga menjadi pusat pasokan CPO bagi dunia internasional.

"Ini menjadi kesempatan buat kita [Indonesia] karena Cina tidak dapat memproduksi CPO,kita harus kembangkan itu," kata Hatta.

Data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menunjukan, nilai ekpor Indonesia pada tahun 2010 sebesar US$157,5 miliar, disumbang 10 persennya dari industri kelapa sawit. Kondisi itu tidak terlepas dari peningkatan investasi yang naik 50 persen menjadi Rp 208 triliun di luar minyak bumi dan gas.

Dengan beroperasi pabrik pabrik pengolahan CPO milik Smart ini, pemerintah berharap akan muncul rangsangan untuk lebih meningkatkan investasi pada tahun ini yang diperkirakan mencapai lebih dari Rp250 triliun.

Kerja di rumah

Popular Posts