Tabanan & Gianyar, Lokasi Wisata Baru di Bali
VIVAnews - Lahan yang semakin mahal di wilayah Selatan pulau Bali seperti Kuta dan Nusa Dua membuat trend pembangunan lokasi wisata di pulau Bali mulai bergeser di Utara, khususnya wilayah Tabanan.
Senior Associate Director Knight Frank Indonesia, Fakky Hidayat menjelaskan, setiap wilayah di Bali memiliki keistimewaan tersendiri. Wilayah Kuta dengan ciri khas pantai dan gaya hidup, didominasi oleh wisatawan nusantara.
"Wilayah Nusa Dua dan Sanur biasanya wisatawan asing yang mapan," kata Fakky di Jakarta, Minggu 4 Desember 2011.
Fakky menjelaskan wilayah-wilayah di Selatan Bali seperti Kuta, Sanur, Nusa Dua dan Seminyak harga tanah sudah mencapai Rp10 juta per meter persegi. Lahan yang kian mahal, membuat pembangunan mulai bergeser ke utara yaitu wilayah Tabanan, Ubud dan Gianyar.
Untuk wilayah pesisir atas Bali, lanjutnya, harga tanah disitu baru sekitar Rp2,5 juta per meter persegi. "Dengan pertumbuhan harga tanah hingga 30 persen per tahun," jelasnya.
Ia yakin dalam lima tahun ke depan trend pembangunan di Bali mulai mengarah ke utara, apalagi saat ini, Pemerintah Daerah Bali sedang melakukan pembenahan infrastruktur seperti perluasan Bandara Ngurah Rai dan pembangunan jalan tol.
"Bandara saat ini sudah tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan pulau Bali dan dengan pembangunan infrastruktur jalan tol dapat membantu mobilisasi Bali," jelasnya.
Presiden Direktur Bakrieland Unit Usaha Hotels&Resorts, Marudi Surachman menjelaskan permasalahan terbesar di pulau Bali bagi pembangunan tempat wisata adalah belum adanya kejelasan kebijakan tata ruang. Padahal kebijakan tata ruang ini membantu pembentukan harga tanah.
"Saat ini orang bebas membangun condotel karena tata ruang tidak jelas. Jika kebijakan tata ruang ini dapat dikemas sempurna maka kita dapat menemukan format investasi yang tepat di Bali," jelasnya.
Selain itu, ia juga menilai bahwa Bali saat ini belum bisa dijadikan tempat destinasi pariwisata golf, walaupun saat ini, Bali mempunyai satu lapangan golf terbaik di Asia Pasifik. "Potensi ada tapi Bali masih butuh 2-3 lapangan golf lagi untuk membuat event golf berkelas internasional," paparnya.