Amankan Stok BBM, Pertamina Bangun Terminal
VIVAnews – PT Pertamina (Persero) akan membangun sarana dan fasilitas terminal BBM Pulau Sambu, Kepulauan Riau, dengan kapasitas 300.000 kiloliter (KL) guna mendukung ketahanan stok BBM nasional.
"Nilai investasinya US$50 juta (sekitar Rp450 miliar) dan dananya diambil dari internal Pertamina," kata Wakil Presiden Komunikasi Korporat Pertamina, Mochamad Harun, saat dihubungi VIVAnews.com, Selasa Desember 2011.
Sarana dan fasilitas terminal BBM yang akan dibangun di Pulau Sambu, Kepulauan Riau, di antaranya berupa kawasan dan gudang berikat dengan kapasitas 300.000 KL dan tiga dermaga dengan ukuran kapal maksimal 100.000 DWT dengan draft maksimal 18 meter. Selain itu, juga terdapat fasililitas perkantoran dan sarana Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lindungan Lingkungan (K3LL).
“Pembangunan fasilitas tersebut ditargetkan tuntas 2013. Dengan kapasitas 300.000 KL, pemanfaatan terminal tersebut akan sangat membantu dalam memperkuat ketahanan stok BBM nasional," kata Harun.
Pembangunan terminal ini merupakan tindak lanjut dari perjanjian pemanfaatan terminal BBM Pulau Sambu antara Pertamina dan PES. Kesepakatan tersebut ditandatangani oleh Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan dan Managing Director Pertamina Energy Services Pte Limited Nawazir pada 22 Desember 2011, setelah sebelumnya dilakukan penandatanganan Head of Agreement oleh kedua perusahaan pada 7 Juli 2011.
Sarana dan fasilitas terminal BBM Pulau Sambu akan melayani beberapa kegiatan, meliputi penerimaan material BBM ke kawasan berikat, penimbunan, penyaluran ke luar kawasan berikat, dan blending. Terminal BBM Pulau Sambu akan mengelola BBM milik Pertamina Energy Services (PES) Pte Ltd, anak perusahaan Pertamina.
Selain memperkuat ketahanan stok nasional, pembangunan terminal BBM Pulau Sambu juga diharapkan bisa mengoptimalkan potensi besar Pulau Sambu sebagai sentra bisnis BBM di kawasan regional. Dengan kerja sama ini diharapkan akan mendorong PES sebagai anak perusahaan Pertamina semakin percaya diri sebagai pelaku bisnis BBM di kawasan Asia Tenggara.
"Nanti akan jadi hub bagi regional market. Jika ada negara-negara lain yang membutuhkan BBM dan harganya cocok maka bisa kami ekspor," katanya.