Malaysia Lebih Gemar Menabung Dibanding RI
VIVAnews - Deputi Gubernur Bank Indonesia Muliaman Hadad mengatakan tingkat menabung masyarakat Indonesia masih rendah. Saving Rate di Indonesia saat ini hanya sekitar 44,2 persen. Sebanyak 50 juta masyarakat belum tersentuh perbankan.
Menurut data dari Bank Dunia pada 2010, jumlah rekening simpanan di Indonesia sebanyak 504,7 per 1.000 orang. Sementara itu, rasio simpanan terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 36,9 persen.
Untuk jumlah rekening kredit sebanyak 196,9 per 1.000 orang. Rasio kredit terhadap PDB sendiri sebesar 26,9 persen, dan kantor cabang tiap 1.000 penduduk sebanyak 7,7 buah.
Sementara itu, di Malaysia tingkat menabung lebih tinggi dibanding Indonesia. Jumlah rekening simpanan di Malaysia sebanyak 2.063,3 untuk setiap 1.000 orang atau satu orang bisa memiliki dua rekening. Rasio simpanan terhadap PDB sebesar 105,5 persen.
Sedangkan jumlah rekening kredit sebanyak 963,6 per 1.000 orang. Rasio kredit terhadap PDB mencapai 113,2 persen dan kantor cabang tiap 1.000 penduduk sebanyak 11,44 buah.
Bagaimana dengan Singapura? Jumlah rekening yang dimiliki tiap 1.000 penduduk mencapai 2.063,3 rekening. Rasio simpanan terhadap PDB sebesar 280,9 persen. Sementara itu, jumlah rekening kredit sebanyak 914,5 per 1.000 orang. Rasio kredit mencapai 213,4 persen dari PDB dan jumlah kantor cabang untuk 1.000 orang sebanyak 10,5 buah.
Untuk meningkatkan budaya menabung, Bank Indonesia kembali mensosialisasikan edukasi produk Tabunganku untuk mendorong masyarakat yang selama ini belum tersentuh dunia perbankan. Produk Tabunganku yang diterbitkan sejak 2010 ini hanya membutuhkan biaya Rp10 ribu dan tidak ada pemotongan biaya administrasi.
Hingga Oktober 2011, produk ini dimiliki 1,97 juta rekening dengan jumlah nominal Rp2,008 triliun. Ia berharap angka itu dapat naik menjadi Rp5 triliun.
BI juga akan mengampanyekan gerakan menabung yang akan ditetapkan pada hari Rabu pekan pertama setiap bulan agar masyarakat menabung. Program ini khusus dilakukan oleh pelajar. BI akan mendatangi setiap sekolah dengan menggunakan mobil-mobil bank. BI juga akan memasukkan kurikulum pendidikan keuangan dan perbankan untuk SD dan SMP.
“Dalam memasukkan kurikulum tersebut, kami telah menjalin kerja sama dengan Kemendiknas,” ujar Muliaman. (art)