Bank di Daerah Sedikit Pemicu Malas Menabung
VIVAnews- Ketua Perhimpunan Bank-Bank Umum Nasional (Perbanas) Sigit Pramono mengungkapkan pemicu rendahnya menabung di Indonesia. Salah satunya sedikitnya kantor kas dan kantor layanan perbankan di daerah.
“Saya rasa faktornya banyak, tapi salah satunya adalah saat ini kantor kas atau kantor layanan perbankan itu masih kurang di daerah. Sehingga budaya menabung di masyarakat menjadi kurang,” kata Sigit saat dihubungi VIVAnews.com di Jakarta, Jumat 25 November 2011.
Menurut Sigit untuk membangun budaya menabung ini diperlukan peran serta Bank Indonesia dan pemerintah dalam pembangunan infratruktur dan akses layanan perbankan. Pemerintah bisa membantu dengan pembangunan infrastruktur agar jangkauan masyarakat menjadi mudah.
"Misalnya saja kita lihat masyarakat Papua yang tinggalnya di gunung-gunung, bagaimana kita bisa mengakses mereka kalau infrastruktur kita belum bagus,” jelasnya.
Seperti diketahui tingkat menabung masyarakat di Indonesia masih rendah. Menurut hasil survei rumah tangga yang dilakukan BI pada 2010, sebanyak 62 persen rumah tangga tak memiliki tabungan.
Menurut dia, fakta ini sejalan dengan hasil studi Bank Dunia pada 2010 yang menyatakan hanya separuh penduduk Indonesia yang memiliki akses ke sistem keuangan formal. Hal ini berarti lebih dari setengah penduduk tidak memiliki akses ke lembaga keuangan formal, sehingga membatasi kemampuan masyarakat untuk terhubung dengan kegiatan produktif lainnya.
Menurut data Bank Dunia pada 2010, jumlah rekening simpanan di Indonesia sebanyak 504,7 per 1.000 orang. Sementara itu, rasio simpanan terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 36,9 persen.
Untuk jumlah rekening kredit sebanyak 196,9 per 1.000 orang. Rasio kredit terhadap PDB sendiri sebesar 26,9 persen, dan kantor cabang tiap 1.000 penduduk sebanyak 7,7 buah.
Sementara itu, di Malaysia tingkat menabung lebih tinggi dibanding Indonesia. Jumlah rekening simpanan di Malaysia sebanyak 2.063,3 untuk setiap 1.000 orang atau satu orang bisa memiliki dua rekening. Rasio simpanan terhadap PDB sebesar 105,5 persen.
Untuk jumlah rekening kredit sebanyak 963,6 per 1.000 orang. Rasio kredit terhadap PDB mencapai 113,2 persen dan kantor cabang tiap 1.000 penduduk sebanyak 11,44 buah. (umi)