Inflasi Akhir Tahun Bisa di Bawah 4,4%
VIVAnews - Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan inflasi hingga akhir tahun bisa di bawah 4,42 persen. Syaratnya, pemerintah harus bisa mengontrol pasokan beras.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Djamal, mengatakan jika pemerintah dapat menjaga inflasi dengan lebih memperhatikan pasokan beras, inflasi ke depan akan sama dengan Oktober.
"Kalau inflasinya terkontrol, saya kira naiknya sedikit-sedikit," ujar Djamal saat ditemui usai jumpa pers di kantornya, Jakarta, Selasa 1 November 2011.
Sebagai perbandingan, dia melanjutkan, inflasi pada November dan Desember tahun lalu sebesar 0,6 persen dan 0,92 persen. Jika pada 2011 angka tersebut tetap sama, inflasi akan berada di sekitar empat persen hingga akhir tahun. "Inflasi kita pada 2011 akan mencapai 4,42 persen," imbuhnya.
Djamal meyakini, angka inflasi tersebut akan tercapai jika berkaca dari bulan Oktober ini yang mengalami deflasi. Jika deflasi terus berlanjut pada bulan-bulan mendatang, inflasi akhir tahun bisa berada di bawah empat persen.
Sebelumnya, BPS mencatat inflasi Oktober tercatat -0,12 persen atau mengalami deflasi. Turunnya harga emas perhiasan menyumbang deflasi selama Oktober.
Inflasi tahun kalender (Januari-Oktober) tercatat 2,85 persen. Sementara itu, inflasi year on year (Oktober 2010-Oktober 2011) tercatat 4,42 persen.
Inflasi terjadi di kelompok bahan makanan, administered price, dan harga pangan yang bergejolak. Inflasi inti secara year on year sebesar 4,43 persen dan inflasi Oktober -0,12 persen.
Deflasi ini ditopang harga emas perhiasan yaitu -0,11 persen, ikan segar -0,07 persen, dan ayam -0,04 persen.
Sementara itu, angkutan udara yang pada September menyumbang inflasi, Oktober mengalami penurunan karena masa peak seasons lebaran sudah berakhir. Inflasi angkutan udara -0,04 persen.
Penurunan harga juga terjadi pada ayam ras yang menyumbang inflasi -0,03 persen, angkutan antar kota -0,03 persen, kentang -0,02 persen, dan minyak goreng -0,02 persen.
Selanjutnya, barang-barang yang memberikan kontribusi inflasi, beras 0,08 persen, cabe merah 0,06 persen, bayam 0,02 persen, cabe rawit 0,02 persen, dan rokok kretek filter 0,02 persen. (art)