Pertamina: Larangan Premium Ditunggu Pesaing

VIVAnews - PT Pertamina akan melakukan sejumlah pembenahan terkait dengan rencana pemerintah memberlakukan larangan Premium bagi mobil pribadi pada akhir Maret 2011. Selain untuk memperbaiki pelayanan bagi konsumen, pembenahan juga dilakukan untuk menghadapi para pesaing di pasar bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi retail.
"Kami sudah tahu, larangan Premium sudah lama ditunggu kompetitor," ujar Wakil Presiden Komunikasi Korporat PT Pertamina, Mochamad Harun kepada VIVAnews di Jakarta, 14 Desember 2010.
Kompetitor yang dimaksud adalah pemain yang bergerak di bisnis hilir BBM nonsubsidi. Mereka adalah Shell asal Belanda, Petronas dari Malaysia dan Total dari Prancis. Mereka selama ini menjual BBM nonsubsidi kepada para pemakai kendaraan bermotor di Indonesia.
Menurut Harun, para pesaingnya tersebut tidak mungkin hanya mengandalkan pasar sekarang untuk mendorong pertumbuhan. Dengan dilarangnya Premium bagi mobil pribadi, maka peluang pasar BBM nonsubsidi akan membesar dan terbuka.
Di Jabodetabek saja, ada potensi 2.500 kiloliter BBM per hari bakal menjadi potensi pasar baru jika ada peralihan dari mobil pribadi yang selama ini mengkonsumsi Premium. Itu adalah separoh dari total konsumsi Premium sebanyak 5.000 kiloliter per hari.
"Ini tentu menjadi tantangan bagi Pertamina," kata dia.
Karena itu, menurut dia, Pertamina yang dia klaim sudah memiliki produk Pertamax dengan kualitas bagus akan terus memperbaiki berbagai kekurangan. Misalnya, memperbaiki tingkat pelayanan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Menurut dia, kurangnya mutu pelayanan diantaranya disebabkan oleh fungsi ganda SPBU yang menjual BBM subsidi dan BBM nonsubsidi. Padahal, jika khusus menjual BBM nonsubsidi marjin yang diperoleh pengusaha pom bensin akan meningkat sehingga bisa menambah insentif bagi karyawan pom bensin untuk memperbaiki pelayanan.
"Sekarang, sudah menjadi perhatian serius teman-teman soal senyum, takaran pas, termasuk soal kemungkinan memisahkan pom bensin BBM subsidi dan nonsubsidi."
Dia mengakui kualitas pelayanan di SPBU Pertamina memang berbeda dengan layanan di SPBU asing. Misalnya, di SPBU asing, sembari menunggu pengisian bensin, kendaraannya di-lap oleh petugas pom bensin. Itu memang bisa saja dilakukan karena di pom bensin tersebut masih sepi. "Di Pertamina, kendaraan sering antre sehingga jika di-lap dulu tentu akan menambah antrean makin panjang."
Baca Juga:
Pertamina Dibandingkan Shell dan Petronas
Di Tomohon, Harga Pertamax Dua Kali Premium