Ratusan Pebisnis Hong Kong Merambah Jakarta
VIVAnews – Setelah sukses menggelar Lifestyle Expo di sejumlah negara, Hong Kong Trade Development Council (HKTDC) akan menyelenggarakan pagelaran serupa di Indonesia. Acara berskala internasional ini akan dilaksanakan di Jakarta Convention Center (JCC) pada 15-17 Maret 2012. Sekitar 200 perusahaan dari Hong Kong dan Provinsi Guangdong, China, dipastikan berpartisipasi dalam pameran pertama di Jakarta ini.
Joe Kainz, Corporate Communications Department HKTDC mengatakan, tujuan utama penyelenggaraan Lifestyle Expo ialah menjembatani perdagangan bilateral antara Hong Kong dan Indonesia. "Kami ingin membantu perusahaan Hong Kong mencari pasar baru dan mempertemukan mereka dengan pembeli baru," kata Joe Kainz dalam keterangan tertulis, Minggu 4 Maret 2012.
Selain itu, HKTDC juga ingin meningkatkan kesadaran bagi pelaku bisnis Indonesia bahwa produk buatan Hong Kong dan Provinsi Guangdong mempunyai kualitas prima dan berselera tinggi. "Produk berkualitas adalah salah satu kriteria utama untuk bisa berpartisipasi dalam ekspo ini," tuturnya.
Lifestyle Expo merupakan event unggulan yang telah mencatat sukses dalam mempromosikan perusahaan-perusahaan asal Hong Kong dan Guangdong di dunia internasional. Sebelum digelar di Jakarta, Lifestyle Expo telah diselenggarakan di China, Budapest (Hungaria), Mumbai (India), dan Warsawa (Polandia).
"Melalui Lifestyle Expo ini para pembeli dari Indonesia bisa mencari dan mendapatkan produk-produk gaya hidup inovatif tanpa harus bertandang ke luar negeri. Pameran itu sekaligus memberikan kesempatan temu muka antar-penyedia barang dan jasa potensial," katanya, menambahkan.
Seperti event sebelumnya, kali ini HKTDC juga menggandeng Badan Kerjasama Ekonomi dan Perdagangan Luar Negeri Provinsi Guangdong (GD-DOFTEC), serta Perwakilan Provinsi Guangdong untuk Dewan Promosi Perdagangan Internasional China. Dari pihak Indonesia, pameran tersebut mendapat dukungan penuh Kamar Dagang dan Industri (Kadin).
Hong Kong sengaja bekerja sama dengan Provinsi Guangdong lantaran memiliki banyak kesamaan. Antara lain kedua wilayah itu sama-sama memiliki perusahaan dengan spesialisasi manufaktur serta mengekspor produk konsumsi. "Hong Kong kuat di bidang desain, sedangkan Guangdong unggul di bagian manufaktur," katanya.
Secara keseluruhan, pergelaran Lifestyle Expo di Jakarta terbagi dalam lima zona. Consumer electronics, gifts and premiums, produk rumah tangga dan barang elektronik, pakaian dan aksesori, serta arloji dan jam.
Selain pameran, Lifestyle Expo yang diselenggarakan di ibu kota juga akan diikuti serangkaian acara spesial. Parade produk yang akan menampilkan finalis Miss Hong Kong 2011 Hyman Chu. Di luar pameran, diselenggarakan pula seminar mengenai produk-produk teranyar serta konsultasi bisnis dan perdagangan bagi para pengusaha Indonesia yang ingin menjajal pasar Asia.
"HKTDC juga menawarkan kesempatan penyelarasan usaha sekaligus bantuan publikasi dan bantuan pencarian data secara online. Ini bisa menjadi kesempatan emas bagi para pengusaha Indonesia untuk memperluas pasar," kata Kainz.
Untuk produk gaya hidup, terutama fashion dan aksesori, peserta Lifestyle Expo Jakarta bakal memajang produk yang mengacu pada tren musim gugur dan musim dingin 2011/2012. Produk tersebut merupakan karya para desainer dan pelaku mode di Hong Kong Fashion Week yang dihelat pada 14-17 Januari lalu di Hong Kong Convention & Exhibition Centre.
"Fashion memiliki peranan penting dalam ekonomi Hong Kong. Fashion adalah penghasil ekspor terbesar kedua setelah elektronik, dengan nilai US$22 miliar," kata Deputi Direktur Eksekutif Departemen Perdagangan Hong Kong, Benjamin Chau.
Produk-produk yang ditawarkan meliputi koleksi busana pria dan wanita, koleksi busana bayi dan anak-anak, koleksi pakaian olahaga, pakaian dalam, tas tangan, sepatu, perhiasan, juga kain dan benang. Para pelaku fashion Hong Kong juga menawarkan produk-produk mode ramah lingkungan.
"Hong Kong Fashion Week terus berjalan reguler selama 45 tahun. Hal itu menunjukkan bahwa Hong Kong merupakan salah satu pemain besar di industri mode Asia juga dunia," kata Chau.
Pacu Transaksi
Perjanjian perdagangan bebas antara negara-negara ASEAN dan China atau China-ASEAN Free Trade Area (ACFTA) membuahkan hasil. Sejak berlaku resmi pada Januari 2010 transaksi perdagangan antara China dan negara-negara ASEAN terus menunjukkan tren menanjak.
Tahun lalu total perdagangan ASEAN dengan negara berpenduduk terbesar di dunia itu melonjak 23,9 persen dibandingkan 2010 atau mencapai US$362,9 miliar.
Adapun transaksi perdagangan bilateral antara China-Indonesia pada 2011 meningkat 42 persen dibandingkan 2010 atau mencapai US$60 miliar. Sayangnya, kinerja positif perdagangan China-Indonesia belum diikuti Hong Kong, daerah administrasi khusus di bawah China.
Pada 2011, Indonesia masih di posisi ke-21 sebagai pasar tujuan ekspor Hong Kong dengan nilai transaksi hanya US$5,8 miliar. (ren)