Kenaikan Harga dan Pembatasan BBM Satu Paket
VIVAnews - Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Armida Alisjahbana, mengatakan konversi bahan bakar minyak (BBM) ke gas untuk jangka menengah dan jangka panjang adalah sebuah keharusan. Saat ini, opsi terkait pembatasan maupun kenaikan harga BBM masih dibahas bersama Komisi VII DPR.
"Kami melihatnya jangka menengah dan panjang, konversi BBM itu harus. Coba lihat negara lain, mereka juga konversi. Tapi paling utama sekarang kita lakukan untuk transportasi," kata Armida, di kantornya, Jakarta, Selasa 21 Februari 2012.
Menurut Armida, pilihan terkait pembatasan maupun kenaikan harga BBM adalah satu paket. Semua opsi saling terkait satu dengan lainnya. Pilihan-pilihan itu juga harus dikaji secara cermat karena saat ini asumsi makro sudah meleset.
"Harga minyak mentah Indonesia (ICP) sudah di atas US$110, kalau seperti itu kan APBN bagaimana, padahal asumsinya US$90, ada sedikit penambahan," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suryamin, yang baru saja dilantik mengatakan, saat ini pihaknya masih mengkaji dampak kenaikan maupun pembatasan BBM terhadap angka inflasi.
"Dampak ke inflasi jelas. Kalau harga naik jelas berdampak karena harga-harga naik. Kami sedang mengkaji kalau kenaikan per Rp500 berapa dampaknya," ujar Suryamin.
Sedangkan untuk pembatasan BBM sendiri, Suryamin mengaku akan sulit untuk menghitungnya. Hal ini terjadi karena pihaknya belum memiliki data jumlah pengguna Premium dan Pertamax di pasaran. "Terus bagaimana kalau di konversikan," kata dia.(np)