Bulog Akan Berperan di Jaringan Pangan Global
VIVAnews - Kementerian Koordinator Perekonomian berencana menjalin kerja sama dengan Myanmar dan Kamboja untuk pengembangan perdagangan dan memperluas jaringan internasional. Pemerintah nantinya akan mendirikan kantor-kantor cabang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti dari Badan Urusan Logistik (Bulog).
"Saya meminta Menteri Pertanian untuk segera ke Myanmar dan Kamboja. Kami akan bekerja sama di bidang pertanian," kata Menteri Perekonomian, Hatta Rajasa, saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Rabu 14 Maret 2012.
Nantinya, Hatta menjelaskan, Bulog tidak hanya harus menjamin ketersediaan, distribusi, cadangan beras, dan stabilisasi pangan di dalam negeri. Namun, perannya akan ditingkatkan di level internasional.
Hatta menjelaskan, kerja sama antara Indonesia dan Myanmar maupun Kamboja tidak ada kaitannya dengan impor beras. Karena Myanmar dan Kamboja mengundang Indonesia untuk mengembangkan penggilingan padi, proses pembibitan, hingga teknologi.
"Tentu ini kami sambut baik. Kami punya pengalaman di sana. Bukan berarti untuk pengadaan pangan dari luar negeri," ujar Hatta.
Hatta menambahkan, bentuk kerja sama itu nantinya akan menjadi agenda di acara ASEAN Summit pada April. Salah satu kerangka kerja sama Indonesia dengan Kamboja dan Myanmar adalah ketahanan pangan.
"Nanti kami akan buat gudang pangan ASEAN. Indonesia, Filipina, dan Malaysia juga bisa bekerja sama dalam mengembangkan pangan ini," tuturnya. Untuk lahannya bisa di Filipina. "Tapi, sekarang dengan Myanmar dan Kamboja dulu," ujar dia.
Namun, Hatta belum mengetahui berapa nilai investasi untuk kerja sama itu. Saat ini, pemerintah masih dalam penjajakan, mengingat sesama negara ASEAN akan meningkatkan ketahanan pangan.
"Nanti akan dibicarakan. Apakah Indonesia yang mengembangkan bibitnya atau membangun penggilingan padi, atau siapa yang menyediakan lahannya," kata Hatta.