Kredit Tumbuh, Laba BRI Melonjak Jadi Rp15 T
VIVAnews - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp15,08 triliun sepanjang 2011. Perolehan laba tersebut naik 31,47 persen dibanding periode sama 2010 sebesar Rp11,47 triliun.
"Peningkatan laba yang dicapai BRI merupakan hasil dari pertumbuhan kredit yang berkualitas, peningkatan fee based income, serta terjaganya efisiensi operasional," kata Direktur BRI, Djarot Kusumajakti, saat konferensi pers pemaparan kinerja keuangan 2011, di kantor pusat BRI, Jakarta, Selasa 28 Februari 2012.
Djarot menjelaskan, tahun 2011 merupakan masa konsolidasi bagi BRI yang telah menyalurkan kredit hingga Rp283,58 triliun atau naik 14,83 persen dari sebelumnya Rp246,97 triliun pada 2010. Namun diakui, pertumbuhan kredit itu tidak setinggi setahun sebelumnya.
BRI mengaku perusahaan mampu menekan tingkat kredit bermasalah (non performing loan/NPL) dari 2,78 persen pada 2010 menjadi 2,30 persen pada 2011.
"BRI juga berhasil mengelola efisiensi operasionalnya dengan baik. Hal ini terlihat dari tingkat BOPO yang menunjukkan penurunan menjadi 66,69 persen pada 2011 dari 70,86 persen di tahun sebelumnya," ungkapnya.
Untuk penyaluran kredit, BRI melaporkan fokus bisnis perusahaan hingga kini masih terpusat pada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Komposisi penyaluran kredit BRI terdiri atas ritel dan konsumer 43,49 persen, mikro 31,80 persen, dan menengah 4,88 persen. Selebihnya ke sektor BUMN 11,34 persen dan korporasi 8,49 persen.
Sejalan dengan peningkatan laba perusahaan, Djarot mengatakan, peningkatan modal juga tumbuh sebesar 35,72 persen menjadi Rp49,77 triliun pada 2011. Sementara itu, rasio kecukupan modal (CAR) BRI tercatat naik menjadi 14,96 persen.
"Peningkatan CAR tersebut memberikan 'bantalan' yang kuat untuk pertumbuhan bisnis BRI pada 2012 dan selanjutnya," ungkapnya.
Selama 2011, BRI berhasil meningkatkan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 13,27 persen dari Rp328,56 triliun pada 2010 menjadi Rp372,15 triliun di 2011. Komposisi DPK BRI pada 2011 masing-masing adalah giro Rp75,58 triliun (20,31 persen), tabungan Rp152,47 triliun (40,97 persen), dan deposito Rp144,10 triliun (38,72 persen).
Dengan pertumbuhan DPK itu, menurut Djarot, komposisi loan to deposit ratio (LDR) BRI menjadi sebesar 76,20 persen. (art)