Kepemilikan Rumah oleh WNI Turun
VIVAnews - Kementerian Perumahan Rakyat menyatakan kepemilikan rumah oleh masyarakat Indonesia menurun. Penurunan itu akibat kondisi pasar tenaga kerja yang berpindah-pindah.
"Mungkin saja orang-orang memutuskan sambil menunggu pekerjaan yang cocok, jadi mereka lebih memilih untuk menyewa," kata Deputi Bidang Pembiayaan Kemenpera, Sri Hartoyo, dalam seminar di Hotel Ambhara, Jakarta, Kamis 3 November 2011.
Berdasarkan data yang diolah Kemenpera, kepemilikan rumah di Indonesia pada 2009 hanya sebesar 79 persen dan menjadi 78 persen pada 2010. "Kalau yang sekarang (2011) kurang dari 78 persen. Itu kan data statistik dari BPS yang menunjukkan kalau rumah milik itu menurun," ujar Sri.
Sri menuturkan, indikasi penurunan tersebut dipicu suplai rumah milik lebih rendah dibandingkan tingkat jumlah penduduk. "Artinya, suplai rumah milik lebih rendah dibanding laju perkembangan keluarga baru. Jadi, mereka ada yang memutuskan untuk memilih rumah sewa," ujarnya.
Sebelumnya, Kementerian Perumahan Rakyat menyatakan bahwa tantangan tiga tahun ke depan dalam pengadaan rumah murah bagi rakyat dapat dilihat dari sisi pasokan, sisi permintaan, dan penguatan kelembagaan.
"Jika dilihat dari sisi pasokannya, kami akan melanjutkan pemenuhan kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah [MBR], baik dalam konteks pengurangan backlog [kekurangan rumah], maupun pemenuhan kebutuhan yang timbul karena pembentukan keluarga baru," kata Menteri Perumahan Rakyat, Djan Faridz.
Dia menuturkan, Kemenpera akan memastikan berjalannya kembali program rumah susun sederhana milik atau rusunami yang menurut UU Rumah Susun yang dikenal dengan Rumah Susun Umum. (art)