Insider Trading, Bos Hedge Fund Serahkan Diri

Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet - Serta Info terbaru seputar dunia bisnis indonesia terupdate dan terpercaya

Jumat, 10 Februari 2012

Insider Trading, Bos Hedge Fund Serahkan Diri

VIVAnews - Bos hedge fund Whitman Capital, Doug Whitman, menyerahkan diri kepada Biro Investigasi Federal atau Federal Bureau of Investigation (FBI) AS setelah dituduh bertransaksi dengan menggunakan bocoran informasi orang dalam (insider trading) di Bursa Saham Wall Street.

Juru bicara FBI seperti dikutip dari laman Financial Times, Jumat, 10 Februari 2012 mengatakan penyerahan diri Doug Whitman ini berdasarkan investigasi aktivitas insider trading yang dilakukan FBI, Kejaksaan AS, serta Komisi Sekuritas dan Bursa AS (US Securities and Exchange Commission) sejak 2009.

Sementara itu, pengacara Doug Whitman, David L Anderson menyangkal dan menyatakan kliennya tidak bersalah atas tuduhan insider trading. Whitman memperdagangkan saham berdasarkan penelitian dan analisis yang sah dan tidak pernah membayar orang dalam untuk mendapatkan informasi.

"Whitman tidak membayar orang dalam atau memberikan keuntungan pribadi kepada orang dalam untuk mendapatkan informasi," katanya.

Whitman, dia melanjutkan, sangat kooperatif terhadap penyelidikan yang dilakukan pemerintah. Penyerahan diri Whitman ini berdasarkan aduan Roomy Khan dan Karl Motey, yang telah mengaku melakukan insider trading dan konspirasi dalam berdagang saham.

Untuk mengurangi masa hukuman, keduanya lalu membocorkan informasi bahwa Whitman juga melakukan insider trading. "Tuduhan mereka palsu dan akan terbukti salah," ujar dia.

Seperti dikutip dalam laman Whitman Capital, perusahaan itu didirikan pada 1994 dan fokus berinvestasi pada perusahaan-perusahaan teknologi.

Pada 2006, dalam wawancara dengan sebuah majalah, Whitman merekomendasikan saham Marvell, perusahaan yang memproduksi semi konduktor modern dan pembuat chip berkinerja tinggi. Padahal pada 2006, Marvell sedang dalam penyelidikan insider trading.

Bukan kali ini saja FBI dan Jaksa AS menangkap seorang broker. Sebelumnya, pendiri Galleon Group, Raj Rajaratman ditangkap FBI, karena diduga melakukan insider trading dan membayar orang dalam untuk bertransaksi saham. Dalam aksinya, Rajaratman berhasil meraup keuntungan lebih dari US$70 juta.

Akibat perbuatannya, saat ini Rajaratman tengah menjalani hukuman penjara selama 11 tahun. (art)

Kerja di rumah

Popular Posts