Bereskan Utang, Beban Arpeni Berkurang

Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet - Serta Info terbaru seputar dunia bisnis indonesia terupdate dan terpercaya

Rabu, 15 Februari 2012

Bereskan Utang, Beban Arpeni Berkurang

VIVAnews - Perusahaan penyewaan kapal barang, PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk bersiap membayar utang sejumlah US$20 juta atau sekitar Rp180 miliar yang akan jatuh tempo tahun ini.

"Pembayaran utang memang telah dijadwalkan sesuai dengan composition plan yang telah dibuat dalam program restrukturisasi," kata Finance and Accounting Director APOL, Andrew Hardi Hanubrata, saat paparan publik di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu 15 Februari 2012.

Menurut Andrew, pembayaran utang perseroan akan didanai dari kas internal. Utang-utang tersebut terdiri atas utang obligasi dolar AS, utang modal kerja, bunga obligasi perseroan, dan utang lainnya.

Perseroan baru saja menyelesaikan proses penjadwalan kembali utang dengan beberapa kreditor melalui pembelian kembali utang (buyback) senilai US$67,9 juta. Setelah buyback, lanjut Andrew, utang yang terdiri atas utang modal kerja turun dari Rp551,3 miliar menjadi Rp328,8 miliar, utang derivatif turun menjadi Rp311,9 miliar dari sebelumnya Rp457,6 miliar.

Kemudian, utang obligasi dan utang yang dijamin turun dari Rp4,07 triliun menjadi Rp3,82 triliun. Dengan selesainya proses buyback pada 30 Juni 2012, total kewajiban perseroan tersisa sekitar Rp4,46 triliun.

"Penurunan jumlah utang dapat meringankan beban kami menjalankan usaha dalam kondisi yang fluktuatif saat ini," kata Presiden Direktur Arpeni, Oentoro Surya.

Kesepakatan yang telah dicapai dalam proses restrukturisasi tersebut membuat beban bunga perseroan secara rata-rata turun menjadi 3 persen per tahun atau turun sebesar US$2 juta setiap tahun.

"Selain itu, pembayaran angsuran pokok yang lebih rendah menyebabkan arus kas dan posisi kas kami menjadi lebih baik," kata Oentoro.

Pada tahun ini, Arpeni optimistis kinerja keuangan akan membaik. Hal itu didorong oleh prediksi membaiknya tarif angkutan curah kering (dry bulk). "Dua tahun belakangan, kondisi bisnis angkutan dry bulk sangat fluktuatif, karena ketidakseimbangan supply dan demand. Tahun ini mudah-mudahan membaik," ujarnya. (art)

Kerja di rumah

Popular Posts