Gita Wirjawan: Stop Ekspor Rotan Tak Sepihak
VIVAnews - Menteri Perdagangan, Gita Irawan Wirjawan, menegaskan bahwa penghentian ekspor rotan bukanlah keputusan yang dilakukan sepihak oleh pemerintah tapi mempertimbangkan seluruh pemangku kebijakan.
"Sebentar lagi peraturannya keluar. Pokoknya begini, yang mau saya tekankan kami tidak sepihak," kata Gita usai acara pemotongan hewan kurban di kantornya, Jakarta, Senin, 6 November 2011.
Pemerintah, kata Gita, telah memperhatikan kepentingan dari sisi pasokan dan kebutuhan. Misalnya, di sisi hulu, Indonesia harus mempunyai keyakinan bahwa petani-petani rotan tidak melakukan hal-hal yang di luar budidaya.
"Produksi mereka harus bisa diserap. Dan penyerapannya kami ingin dilakukan oleh industri dalam negeri, supaya mereka nggak timpang kesejahteraannya," kata dia.
Kemudian, Gita melanjutkan, industri dalam negeri harus diperkuat agar mereka bisa meningkatkan daya saing produk rotan. Indonesia harus membandingkan dengan negara lain yang bisa membuahkan produk rotan final yang bagus.
"Semangat kebijakan kami ke situ, nggak hanya menutup ekspor, kemudian selesai. Saya rasa nggak begitu," ungkap Gita.
Sebelumnya, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai keputusan itu tidak efektif karena tidak memperhatikan kepentingan-kepentingan pihak terkait.
"Kami mau supaya pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perdagangan, tidak sepihak dalam mengambil keputusan. Karena industri rotan ini ada tarik menarik kepentingan," kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perdagangan, Distribusi dan Logistik, Natsir Mansyur, di kantornya, Jakarta.
Berbagai pihak yang berkepentingan dengan rotan, lanjut Natsir, antara lain ekportir, pelaku usaha mebel dan kerajinan rotan, asosiasi pengusaha rotan, asosiasi yang mengandalkan rotan setengah jadi, petani pemungut, pengumpul serta pemerintah daerah.