Ekonom: BI Rate Bertahan di Level 6%
VIVAnews - Kepala Ekonom Bank Negara Indonesia, Ryan Kiryanto, memperkirakan posisi suku bunga acuan perbankan (BI Rate) di tahun ini akan bertahan di level enam persen.
"BI rate tetap bertahan di enam persen karena, inflasi 2012 diprediksi bakal lebih tinggi daripada 2011. Ditahannya BI Rate juga untuk kepentingan menjaga rupiah agar tidak tertekan terhadap dolar AS saat ketidakpastian global tengah mengintai," kata Ryan saat dihubungi VIVAnews.com di Jakarta, Kamis 5 Januari 2012.
Menurut Ryan, ke depan, yang memicu terjadinya inflasi adalah kenaikan tarif dasar listrik (TDL) sebesar 10 persen dan pembatasan Bahan Bakar Minyak bersubsidi yang akan terjadi di April mendatang.
"Salah satu faktor pemicu kenaikan ekspektasi inflasi adalah kenaikan TDL 10 persen yang akan diikuti kenaikan harga barang di pasaran. Pembatasan BBM bersubsidi mulai April nanti juga turut mendorong kenaikan cost push inflation sehingga inflasi tahunan bakal lebih tinggi," ujarnya.
Sedangkan untuk inflasi, lanjut Ryan, akan sedikit di atas lima persen. Maka dari itu, dengan situasi tersebut, menurutnya pemerintah harus bisa menjaga dari sisi suplai agar tidak menganggu kestabilan harga barang di pasar, terutama sembako.
"Untuk inflasi tahun ini akan berada di 5,3 hingga 5,5 persen. Mudah-mudahan saja, tahun ini tidak terjadi perubahan cuaca ekstrim yang bisa berpengaruh buruk terhadap panen raya," kata Ryan.
Seperti diketahui, penururunan BI Rate terjadi dua kali selama 2011. Oktober sebesar 50 basis poin dan Nopember 25 basis poin, sehingga menjadi enam persen. (ren)