Awal 2012, Konsumsi BBM Subsidi Turun
VIVAnews - Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di hari pertama 2012 turun drastis dibandingkan tingkat penyaluran normal. Kondisi ini melanjutkan tren lebih rendahnya konsumsi bahan bakar selama periode tugas Tim Satgas Natal dan Tahun Baru 2012.
Wakil Presiden Komunikasi Korporat PT Pertamina, Mochamad Harun, mengatakan, selama 11 hari Tim Satgas Natal dan Tahun Baru 2012 bertugas, tren konsumsi BBM lebih rendah dibandingkan estimasi.
"Bahkan, konsumsi tersebut juga lebih rendah dari tingkat penyaluran di hari normal,” kata Harun di Jakarta, Senin 2 Januari 2012.
Berdasarkan data Pertamina, konsumsi Solar bersubsidi dari 22 Desember 2011 hingga 1 Januari 2012 rata-rata mencapai 39.165 kiloliter (KL) atau 94 persen terhadap konsumsi di hari normal sebanyak 41.604 KL. Pada hari pertama 2012, konsumsi Solar hanya mencapai 21.951 KL atau 47 persen di bawah konsumsi normal.
Sementara itu, untuk konsumsi Premium dari 22 Desember 2011-1 Januari 2012, mencapai 72.231 KL atau 99 persen terhadap konsumsi pada hari normal sebanyak 72.987 KL. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya konsumsi pada 1 Januari 2012 sebesar 26,5 persen dari hari normal. Padahal, selama periode tersebut, konsumsi Premium semula diprediksi berada di level 100,5 persen di atas normal atau 73.316 KL per hari.
Adapun konsumsi Avtur sejauh ini rata-rata mencapai 9.416 KL per hari atau 102,8 persen dari konsumsi normal. Kendati telah melampaui konsumsi normal, tingkat konsumsi Avtur masih 97,4 persen terhadap estimasi awal yang mancapai 9.668 KL per hari.
Konsumsi LPG pada 1 Januari 2012 tercatat hanya mencapai 129 metrik ton (MT), jauh dari estimasi awal sebanyak 4.691 MT. Penurunan tajam juga terjadi pada hari sebelumnya, yaitu pada Hari Raya Natal 2011 yang hanya mencapai 344 MT.
“Sejak H+1 Natal hingga 1 Januari memang terjadi tren penurunan konsumsi LPG, baik PSO maupun non PSO,” tutur Harun.
Sementara itu, stok BBM hingga 1 Januari 2012 masih aman dengan volume 3,62 juta KL. Jumlah tersebut terdiri atas 1,2 juta KL Premium, 1,7 juta KL Solar, 329 ribu KL Minyak Tanah, 82 ribu KL Pertamax, 28 ribu KL Pertamax Plus, dan 309 ribu KL Avtur. Adapun, stok elpiji pada waktu yang sama berada di level 174 ribu MT. (art)