17 Faktor yang Pengaruhi Bursa Saham 2012
VIVAnews - Pasar modal Indonesia mencatat kinerja positif selama 2011, ditandai dengan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang ditutup naik 3,2 persen. Kinerja bursa saham Indonesia ini lebih baik dibandingkan negara tetangga seperti Taiwan, China (bursa Shanghai), dan India yang mengalami posisi terburuknya.
Pasar modal Indonesia pada 2011 banyak dipengaruhi oleh gejolak pasar dunia, namun dalam skala yang terbatas. Indonesia cukup beruntung dengan konsumsi domestik yang meningkat tinggi.
Riset Kiwoom Securities Indonesia yang diterima VIVAnews.com menyebutkan, Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mulai bergantung pada investor asing akan membuat IHSG terpengaruh dengan kondisi global yang masih akan berlangsung pada 2012.
Kendati demikian, Kiwoom melihat pergerakan harga saham terutama saham unggulan (blue chips) masih mencetak kinerja positif selama sembilan bulan terakhir. Kondisi itu dipicu penjualan otomotif yang didorong menguatnya konsumsi domestik yang tinggi serta banyaknya fasilitas pembiayaan.
Kiwoom yang merupakan perusahaan sekuritas asal Korea Selatan ini memperkirakan pendapatan emiten masih tetap tinggi pada 2012, khususnya dari sektor yang berhubungan dengan konsumsi.
Faktor penunjang lainnya adalah peringkat layak investasi (investment grade) yang diberikan Moody's serta terbitnya aturan tentang lahan membuat sejumlah proyek infrastruktur bisa berjalan dengan baik.
Berikut ini adalah 17 faktor dari dalam dan luar negeri yang akan mempengaruhi pasar modal Indonesia pada 2012:
Faktor Luar Negeri
1. Positif
- Dukungan global terhadap perbaikan Eropa.
- Ekonomi AS dalam tahap pemulihan kendati berjalan lamban.
- Konsumsi energi masih tinggi.
- Cadangan devisa China tinggi.
2. Negatif
- Belitan masalah di kawasan Eropa.
- Proyeksi global yang lebih rendah.
- Krisis Timur Tengah mengancam pasokan minyak mentah dunia.
- Ekonomi di negara berkembang akan melambat.
- Pemilu di Prancis, Yunani, dan AS.
Faktor Dalam Negeri
1. Faktor Positif
- Peringkat Investment Grade dan UU Pengadaan Lahan.
- Konsumsi dalam negeri tetap utuh dengan inflasi rendah.
- Biaya pinjaman yang rendah.
- Meningkatnya penjualan mobil.
- Permintaan komoditas bertambah.
2. Faktor Negatif
- Harga gandum naik seiring pengenaan bea tarif.
- Pembatasan subsidi, mendorong kenaikan harga.
- Pertumbuhan belanja pemerintah rendah.
(art)