Ekspor Indonesia ke Eropa dan Amerika Naik
VIVAnews - Kendati perekonomian di kawasan Eropa dan Amerika Serikat (AS) saat ini sedang mengalami krisis, kinerja ekspor Indonesia ke kedua wilayah tersebut justru mengalami kenaikan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pasar AS masih menjadi tujuan ekspor Indonesia terbesar ketiga pada bulan Oktober yaitu sebesar US$1,388 miliar. Bahkan, jika dibandingkan bulan sebelumnya, ekspor Amerika menyumbang peningkatan tertinggi, yakni US$203,5 juta.
Sementara ekspor menuju Uni Eropa pada Oktober 2011 tercatat sebesar US$1,477 miliar atau meningkat US$86,2 juta menjadi US$1,391 miliar dibanding bulan September.
"Itu menunjukan bahwa ekspor ke Uni Eropa dan Amerika sepertinya tidak tepengaruh krisis," ujar Direktur Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS), Satwiko Darmesto, saat ditemui seusai jumpa pers di kantornya, Jakarta, Kamis 1 Desember 2011.
Menurut Satwiko, salah satu faktor kenaikan tersebut adalah kedua daerah tersebut kini sedang masuk musim dingin dan membutuhkan bahan bakar untuk penghangat.
Indonesia, dengan produk batu baranya, selama ini menjadikan pasar Eropa dan AS sebagai salah satu tujuan ekspor mereka. "Iya, jadi kalau barang jadi seperti baju, mereka bisa menunda tapi kalau bahan baku mereka harus tetep membeli supaya tidak kedinginan," terangnya.
Alasan lainnya ialah komoditi ekspor Indonesia yang merupakan bahan baku tetap diperlukan untuk kelangsungan industri di AS dan Eropa. Bahan baku yang diekspor tersebut diantaranya minyak kelapa sawit atau CPO dan bijih nikel. "Pabrik disana tidak mungkin berhenti jadi tetap membeli," ungkapnya.
Kenaikan tersebut, lanjut Satwiko, juga disebabkan naiknya volume ekspor. Walaupun harga komoditinya menurun.