Tingkat Kepercayaan Konsumen AS Naik
VIVAnews - Kepercayaan konsumen Amerika Serikat naik ke posisi tertinggi delapan bulan pada Desember ini, karena pasar tenaga kerja meningkat. Namun, harga rumah terus-menerus melemah sehingga tetap menjadi rintangan bagi pertumbuhan ekonomi lebih cepat.
Indeks Conference Board merilis, sentimen kenaikan tajam tersebut, membawa harapan baru dalam meningkatkan belanja konsumen setelah didera kinerja yang kurang bergairah pada November lalu.
"Ini menunjukkan ada sejumlah perbaikan nyata dalam perekonomian. Indeks kepercayaan konsumen benar-benar bermuara pada, bagaimana orang menilai tentang pasar tenaga kerja," kata Mark Vitner, ekonom senior Wells Fargo di Efek Charlotte, North Carolina, seperti dilansir laman Reuters.
Indeks kepercayaan konsumen Conference Board mencatat, keyakinan konsumen naik menjadi 64,5 persen bulan ini dari November yang hanya 55,2 persen, mengalahkan ekspektasi para ekonom yang memperkirakan di angka 58,3 persen.
Sedangkan Standard & Poor/Case Shiller melaporkan bahwa harga rumah di 20 kota metropolitan turun 1,2 persen pada tingkat yang tidak diperkirakan pada Oktober lalu, setelah sempat jatuh 0,7 persen bulan sebelumnya.
Data lain menunjukkan bahwa sektor manufaktur bulan ini berfluktuasi, seiring laporan Bank Federal Reserve Dallas yang mengatakan bahwa aktivitas pabrik melemah di wilayahnya.
Namun, Richmond Federal Reserve Bank mengaku bahwa industri manufaktur di wilayah Atlantik tengah menguat setelah sebelumnya bergerak stagnan November lalu sebagai akibat meningkatnya kebijakan baru dan meningkatnya pengiriman barang.
Kendati demikian, dari data yang diungkapkan tersebut, konsumen semakin optimistis. Sebab, indeks yang diliris Conference Board melonjak ke posisi tertinggi dalam tiga tahun terakhir, dengan indeks ekspektasi tertinggi dalam tujuh bulan.
Tingkat kepercayaan konsumen yang naik dari bulan lalu ini mencerminkan sentimen lebih baik di pasar tenaga kerja. Tingkat pengangguran juga turun dalam 2,5 tahun terakhir ini, atau lebih rendah yang terjadi di November lalu. Selain itu, untuk pertama kalinya dikeluarkan permohonan soal tunjangan pengangguran.
Sementara itu, meskipun meningkatnya tingkat kepercayaan konsumen tersebut menunjukkan ketahanan ekonomi, tetapi krisis utang di Eropa terus membayangi laju perekonomian AS.
"Ini kabar baik, tetap mungkin diuji di tahun baru oleh pelambatan pertumbuhan global dan risiko terus-menerus dari Eropa," kata Eric Green, kepala ekonom di TD Securities di New York.
"Namun, momentum kuat memasuki akhir tahun ini adalah nyata dan angka tingkat kepercayaan itu menempatkan perekonomian di posisi lebih baik untuk menahan goncangan kuat untuk pertumbuhan di semester pertama 2012," tambahnya.
Diketahui, bursa saham di Wall Street berakhir sedikit menguat dalam penutupan perdagangan Selasa waktu New York. Sedangkan harga obligasi Treasury AS meningkat dan dolar AS melemah tipis terhadap sejumlah mata uang. (eh)