Saham Pendulang Untung Selama 2011

Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet - Serta Info terbaru seputar dunia bisnis indonesia terupdate dan terpercaya

Kamis, 29 Desember 2011

Saham Pendulang Untung Selama 2011

VIVAnews - Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk 2011 akan resmi ditutup hari ini. Kinerja pasar modal di Tanah Air itu diperkirakan menjadi salah satu yang terbaik di antara bursa saham di dunia dalam hal imbal hasil (return) bagi investor.

Research Analyst PT Samuel Sekuritas Indonesia, Andrianus Bias Prasuryo, menuturkan, selama tahun ini, sejumlah saham emiten cukup beruntung bisa mendulang untung di tahun yang penuh gejolak. Namun, tak sedikit pula, saham emiten besar yang terpaksa menelan pil pahit pada tahun ini akibat berbagai alasan.

"Yang kinerjanya naik signifikan, saham Astra International yang pasti. Lima besarnya Astra, Gudang Garam, BCA, BRI, dan Unilever," kata Andrianus ketika berbincang dengan VIVAnews.com di Jakarta.

Dari catatan Samuel Sekuritas, saham emiten yang mendulang keuntungan pada 2011 sejak awal tahun hingga November 2011 diperkirakan masih berasal dari saham emiten pengerek indeks harga saham gabungan (IHSG).

Lima saham emiten pendorong IHSG pada tahun ini diperkirakan berasal dari PT Astra International Tbk (ASII) dengan kontribusi terhadap IHSG selama Januari hingga November 2011 sebesar 83,97 poin atau 32,5 persen. Diikuti oleh saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) 60,56 poin (67,5 persen), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) 48,53 poin (26,6 persen), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) 41,67 poin (27,6 persen), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) 16,43 poin (11,5 persen).

Kendati menggunakan data hingga akhir November 2011, Andrianus yakin, data itu tidak akan banyak berubah karena indeks harga saham gabungan (IHSG) juga tidak terlalu banyak perubahan.

"Mereka masih tetap menjadi saham-saham pengerek indeks di akhir tahun ini," ungkapnya.
 
Cemerlangnya kinerja saham emiten tersebut, menurut dia, disebabkan para investor merasa nyaman dengan saham-saham berorientasi sektor domestik. Menurut dia, saham Astra dianggap mewakili konsumsi domestik Indonesia dari sektor otomotif, saham Gudang Garam dan Unilever mewakili sektor konsumer, sedangkan BCA dan BRI dianggap sebagai saham sektor perbankan yang banyak berorientasi domestik.

Berbeda dengan saham-saham tersebut, Samuel Sekuritas juga mencatat banyak saham dari emiten besar yang menelan pil pahit, karena mengalami kerugian. Saham-saham ini tercatat menjadi pengerek ke bawah IHSG yang berakhir pada November 2011. Saham-saham itu adalah:

- PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dengan kontribusi terhadap IHSG minus 35,69 (28,2 persen).
- PT Bumi Resources Tbk (BUMI) minus 22,96 (31,4 persen).
- PT Adaro Energy Tbk (ADRO) minus 22,53 (23,5 persen).
- PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO) minus 19,38 (34,4 persen).
- PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) minus 15,67 (23,2 persen).

"Itu yang terkoreksi cukup signifikan sampai November 2011, mungkin bisa sampai akhir tahun akan tetap melemah signifikan," kata dia.

Andrianus menjelaskan, penurunan harga saham emiten tersebut disebabkan ekspektasi investor terhadap harga komoditas dunia. Para pemodal memperkirakan harga komoditas pada 2012 akan lebih buruk. Hal itu sudah tercermin sejak semester kedua 2011 yang mulai terkoreksi. "Itu yang menjadi katalis terkoreksinya beberapa saham emiten ini," kata dia. (art)

Kerja di rumah

Popular Posts