Ekonom: Redenominasi Bukan Hal Mutlak
VIVAnews - Bank Indonesia mengungkapkan bahwa rancangan undang-undang mengenai penyederhanaan penyebutan nilai mata uang rupiah atau redenominasi saat ini menunggu penyusunan amanat presiden (Ampres).
Dalam RUU itu diusulkan untuk menghapus tiga angka nol atau Rp1.000 berubah menjadi Rp1.
Menanggapi hal tersebut, Ekonom Bank Mandiri, Destry Damayanti, mengungkapkan, untuk saat ini redenominasi bukanlah satu kebutuhan yang mutlak.
"Buat saya redenominasi itu sesuatu yang tepat dilakukan, tetapi bukan merupakan kebutuhan mutlak saat ini. Makanya, Pak Darmin juga menekankan butuh proses pengenalan terlebih dahulu, supaya masyarakat, bahkan anak SD pun bisa memahami," kata Destry saat dihubungi VIVAnews.com di Jakarta, Jumat 30 Desember 2011.
Namun, Destry menilai, keuntungan dari program redenominasi adalah akan lebih efisien dan memudahkan angka dalam perhitungan. Dengan begitu, masyarakat tidak perlu membawa uang dalam kuantitas yang besar.
"BI pun bisa lebih menghemat bahan baku dalam pencetakannya. Tapi, yang harus diingat adalah redenominasi tidak mengubah nilai atau daya beli mata uang itu sendiri," katanya.
Misalnya, Destry melanjutkan, nilai uang Rp100.000 sama dengan nilai uang Rp100, karena pada saat bersamaan, harga barang akan disesuaikan juga secara proporsional.
"Konsekuensinya adalah dibutuhkan pengawasan yang ketat dari BI dan pemerintah untuk memonitor harga barang dan kekurangannya. Jika harga barang berubahnya tidak proposional, bisa mendorong inflasi dan merugikan masyarakat," ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution menilai, selama ini anak-anak diajarkan berhitung satu sampai dua digit. Padahal, sebenarnya saat membelanjakan uangnya, nilainya ribuan bahkan puluhan ribu.
"Di sekolah, dia berhitung 4+7 = 11. Tapi, dia mau beli gula Rp3.000, atau Rp1.000. Tidak ada hitung-hitungan 4+7 dalam kehidupan sehari-hari. Yang ada 2.500 + 4.000. Kalau saya lihat, itu ada yang salah," kata Darmin di acara finansial inklusif di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis 29 Desember 2011.
Dia melanjutkan, dalam program redenominasi banyak yang menyangka jika nilainya akan turun. Padahal, sebenarnya tidak, dan banyak negara yang berhasil melakukan itu.
"Mereka pelajar dibiasakan menghafal. Seperti satuan meter, sentimenter. Sebenarnya, pengetahuan itu bisa didapat pada kehidupan sehari-hari," tutur Darmin.
Jika kita menghafal, Darmin menjelaskan, biasanya kalau 1 meter = 100 cm. Sama seperti sen (mata uang), mirip dengan cm, karena berkelipatan 100 juga. (art)