Pengamat: Akhir 2011 Terjadi Window Dressing

Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet - Serta Info terbaru seputar dunia bisnis indonesia terupdate dan terpercaya

Kamis, 08 Desember 2011

Pengamat: Akhir 2011 Terjadi Window Dressing

VIVAnews - Aksi windows dressing atau penyajian laporan keuangan yang lebih baik daripada keadaaan sesungguhnya yang kerap dilakukan di penghujung tahun, diperkirakan kembali terjadi di akhir tahun ini. 

Hal tersebut, menurut Kepala Riset PT Recapital Securities, Pardomuan Sihombing, tentu saja akan mendongkrak indeks harga saham gabungan di akhir 2011.

"Para manajer investasi tentu ingin mempercantik portofolio fund menager mereka, sehingga aksi windows dressing sepertinya akan dilakukan di akhir tahun ini," kata dia, di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis 8 Desember 2011.

Pardomuan menuturkan, indikasi adanya aksi windows dressing di akhir tahun ini dilihat dari rendahnya pergerakan IHSG beberapa waktu belakangan ini. Dia mengaku bahwa sejak awal Desember ini sebenarnya windows dressing sudah terjadi di beberapa saham unggulan.

"Kenaikan IHSG yang sempat menyentuh level 3.800 dari 3.600 di November lalu, merupakan dampak dari aktifitas tersebut," kata dia.

Diketahui, windows dressing banyak dilakukan manajer investasi atau pun emiten untuk mempercantik harga saham di akhir tahun.

Manajer investasi tentu ingin menghasilkan kenaikan valuasi NAB (nilai aktiva bersih) yang optimal. Sehingga, beberapa di antaranya tentu berupaya meningkatkan portofolionya untuk mencapai target yang direncanakan.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Analis Efek Indonesia, Haryajid Ramelan menambahkan, windows dressing merupakan aktifitas yang umumnya terjadi di penghujung tahun.

Adanya aktifitas itu, kata dia, membantu kenaikan indeks secara signifikan. Meski begitu, windows dressing tidak selalu terjadi di tiap tahunnya. Untuk tahun ini, dia melihat pola-pola kenaikan pada beberapa saham, memang menunjukan aktifitas tersebut.

Meski begitu, menurut Haryajid, yang perlu diperhatikan adalah pemberian tersebut harus melihat saham emiten yang dimiliki publik atau free float-nya di bawah 10 persen.

"Kalau free float-nya di atas 10 persen, sama saja memberi garam ke air laut," ungkapnya.

Haryajid memperkirakan, dengan adanya aksi windows dressing, IHSG berpeluang akan ditutup di akhir tahun ini pada level 3.850-3.875.

Kerja di rumah

Popular Posts