ESDM: Hentikan Jual Beli Blok Migas
VIVAnews - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meminta seluruh kontraktor, khususnya kontraktor domestik, untuk tidak melakukan jual beli wilayah kerja (WK) minyak bumi dan gas. Apalagi, pemerintah saat ini sedang mendorong peran kontraktor migas domestik untuk masuk dalam bisnis eksplorasi.
Seperti diketahui, hari ini Kementerian ESDM mengumumkan pemenang enam WK migas, di mana empat pemenang di antaranya merupakan perusahaan domestik.
"Saya minta agar laksanakan komitmen ini sungguh-sungguh, tidak ada lagi jual beli WK," kata Dirjen Migas Kementerian ESDM, Evita Legowo, di Jakarta, Rabu, 7 Desember 2011.
Evita menjelaskan, pemilihan pemenang empat kontraktor migas selama ini sudah dilakukan berdasarkan penilaian interdepth dan rencana kerja mereka realistis. Dengan penilaian itu, pemerintah sebetulnya berharap agar kontraktor domestik yang memenangi lelang WK migas tidak hanya membeli dokumen lalu menjualnya kembali.
Apalagi, pemerintah pada 2025 telah menargetkan agar kontraktor penggarap WK migas dari pelaku domestik harus mendominasi kegiatan eksplorasi, tidak hanya onshore, tetapi juga masuk ke offshore.
"Harapan saya domestik ini tidak hanya membeli dokumen, namun hingga produksi, karena target pemerintah pada 2025 peran operator domestik semakin tinggi," jelasnya.
Wakil Presiden Indonesia Petroleum Association, Sammy Hamzah, menilai pemerintah harus selektif kepada kontraktor migas yang hanya melakukan jual beli WK, agar komitmen yang telah tertuang dalam perjanjian WK dapat dilaksanakan.
"Kita harus melihat apakah perusahaan tersebut serius menjalankan komitmen atau tidak. Jika tidak, maka itu hak pemerintah untuk menindak tegas melakukan terminasi. Pemerintah harus waspada apakah perusahaan tersebut merupakan pemain serius untuk mengembangkan blok migas Indonesia,"kata presiden direktur Ephindo ini.
Tren Penawaran Langsung
Sementara itu, Presiden IPA, Jim W Taylor menjelaskan, saat ini para kontraktor migas lebih menyukai sistem penawaran langsung blok migas dibandingkan lelang reguler. Hal ini disebabkan dalam sistem penawaran langsung, kontraktor migas diperbolehkan untuk melaksanakan studi bersama menilai potensi migas di blok tersebut.
Dalam data IPA, sepanjang 2010, penawaran blok migas dengan sistem tender reguler hanya berhasil rata-rata 28 persen. Sementara itu, untuk penunjukan langsung menunjukkan tingkat kesuksesan hingga 80 persen.
"Penunjukan langsung umumnya lebih sukses dibandingkan lelang reguler, karena dalam penunjukan langsung kontraktor migas diperbolehkan untuk joint study di blok migas yang diincar," kata Jim yang juga president and general manager Conoco Phillips Indonesia. (art)