CIDES: 2012, Ekonomi Indonesia Melambat
VIVAnews - Center For Information and Development Studies (CIDES) memperkirakan bahwa memasuki 2012, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melemah akibat dampak krisis Eropa yang berkepanjangan.
Menurut Ekonom CIDES, Umar Juoro, tahun depan diperkirakan perekonomian Indonesia tumbuh sekitar 6,2 persen. Pada 2011 pertumbuhan ekonomi sekitar 6,5 persen.
"Ekspor kemungkinan juga akan mengalami penurunan dengan melemahnya perekonomian negara-negara Eropa. Jadi, jika tahun ini tumbuh sekitar 14 persen, di 2012 hanya sekitar 12 persen," ujar Umar Juoro di Jakarta, Selasa 27 Desember 2011
Sementara itu, dari sisi investasi, lanjut Umar, sekalipun tak setinggi tahun ini, namun para investor akan mengarahkan investasinya ke negara berkembang seperti Indonesia.
Sedangkan konsumsi masyarakat, kata dia, masih akan cukup tinggi. Secara sektoral, pertumbuhan non traded (tidak diperjualbelikan) masih tinggi, namun pertumbuhan sektor manufaktur kemungkinan akan kembali melemah.
"Pertumbuhan investasi akan melemah di tahun ini, yakni hanya tumbuh sebesar 8,7 persen dan di 2012 akan tumbuh 8,6 persen," ujarnya.
Umar menambahkan, dari sektor kredit perbankan masih akan tinggi yakni sekitar 23 hingga 25 persen di tahun depan. Namun, ketersediaan kredit dolar juga semakin ketat.
"Sektor non traded seperti telekomunikasi masih akan tumbuh tinggi, namun pertumbuhan perdagangan dan perumahan diperkirakan mengalami penurunan. Jika pembangunan infrastruktur dapat dipercepat, akan mengkompensasi penurunan pertumbuhan sektor perumahan ini," jelasnya.
Seperti diketahui, Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution mengatakan bahwa di tengah melambatnya ekonomi global, BI memperkirakan perekonomian nasional di 2012 akan tumbuh 6,3 hingga 6,7 persen.
"Penguatan momentum ekonomi domestik masih dapat kita pertahankan selama basis-basis pertumbuhan domestik dapat semakin mantap," kata dia, di acara Bankres Dinner di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, belum lama ini.
Menurut Darmin, dari sisi investasi di tahun ini tumbuh 7,7 dan diperkirakan masih meningkat ke 9,7 hingga 10,1 persen di 2012, dengan investasi yang meningkat pada gilirannya akan mampu menjaga kekuatan daya beli masyarakat. Sehingga pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada 2012 dapat dipertahankan pada tingkat 4,7 hingga 5,1 persen.