BUMN Terbesar RI Siap Guyur Investasi Rp408 T
VIVAnews - PT Pertamina (Persero) baru menggunakan dana investasinya hingga kuartal III-2011 sebesar Rp13 triliun atau 35 persen dari rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) tahun 2011.
Kendati masih minim, Pertamina mengaku telah mempersiapkan anggaran investasi hingga Rp408,6 triliun selama tahun 2011 hingga 2014 untuk mengejar target produksi 1 juta barel per hari pada 2014 mendatang.
Wakil Presiden Komunikasi Korporat Pertamina, Mochamad Harun menjelaskan rendahnya realisasi investasi kuartal III 2011 ini disebabkan banyak pencapaian investasi yang pelaksanaannya dilakukan pada akhir tahun.
Alasan lain dari rendahnya investasi Pertamina adalah belum tercapainya sejumlah program perusahaan di sektor hulu, seperti merger dan akusisi. "Seperti Angola masih proses, menunggu persetujuan dari pemerintah," kata Harun di Jakarta, Jumat 9 Desember 2011.
Selain itu, Harun menjelaskan investasi di sektor hulu ini masih terkendala perizinan. Ia mencontohkan untuk mengebor sumur panas bumi dan proyek Pertamina EP masih terkendala perizinan penggunaan lahan di hutan lindung dan berbagai izin tambahan untuk operasi.
Rendahnya serapan investasi juga disebabkan banyak proyek yang bergeser, seperti proyek FSRU Jawa Barat. Ia menargetkan pada kuartal empat 2011 realisasi investasi Pertamina mencapai 75 persen dari RKAP sebesar Rp37,7 triliun.
Pertamina sendiri merencanakan investasi Rp408,6 triliun hingga 2014. Investasi tersebut unruk mengejar target produksi sebesar 703 MBOEPD dan mempertahankan cadangan migas sebesar 2,01 BBOE pada 2015.
Pertamina optimis kebutuhan dana investasi tersebut bisa dipenuhi, baik dari internal maupun eksternal menyusul tingginya kepercayaan para investor. Tahun ini saja, Pertamina melepas dua seri global bond perdana senilai US$1,5 miliar.
PT Pefindo juga menganugerahi Pertamina sertifikat peringkat AAA. Perolehan rating tertinggi ini menunjukkan bahwa Pertamina sebagai perusahaan yang memiliki kemampuan sangat baik dalam memenuhi komitmen, atau memiliki resiko yang sangat kecil untuk tidak memenuhi komitmen jangka panjang.
"Pengakuan ini membuktikan bahwa Pertamina memiliki prospek yang sangat menarik buat para investor," jelasnya. (eh)