BI Awasi Ketat Posisi Utang RI
VIVAnews - Bank Indonesia (BI) menilai penurunan peringkat rating surat utang tidak hanya terjadi di sektor perbankan tapi juga sudah melanda surat utang pemerintah sebuah negara. Untuk itu, BI memastikan pihaknya akan memperhatikan secara cermat kondisi sektor keuangan nasional.
Hal tersebut disampaikan oleh Gubernur BI Darmin Nasution menanggapi penurunan peringkat surat utang oleh Standard and Poor's (S&P) kepada 37 institusi keuangan terbesar di dunia. Penurunan disebabkan perubahan metodologi perhitungan oleh lembaga rating tersebut.
"Ekonomi kita tetap ada pengaruhnya tapi tidak banyak. Kita tidak sendirian dalam perekonomian dunia ini," kata Darmin usai Seminar Proyeksi Ekonomi Indonesia 2012 : Badai Krisis Ekonomi dan Jebakan Liberalisasi oleh INDEF, di Mezzanine Ballroom, Hotel Aryaduta, Jakarta, Rabu, 30 November 2011.
Dari beberapa jalur ekonomi yang terkena dampak, Darmin mengakui sektor keuangan merupakan bagian yang harus mendapat perhatian lebih banyak. BI berjanji pihaknya akan memantau ketat kondisi keuangan institusi keuangan nasional yang mungkin terkenda dampak krisis keuangan global.
"Paling tidak kita moniitor brpa bnyk pnjaman baru dan lama, kpn jatuh temponya yg akan dibayar apakah akan ada pengaruh pada kelangsungan biaya itu," kata dia.
Meski demikian, BI memastikan posisi pinjaman perusahaan swasta Indonesia ke negara-negara Eropa tidaklah sebesar pinjaman ke negara Asia.
Darmin menjelaskan, BI harus memperhatikan kondisi tersebut karena bank-bank di eropa bisa saja mengalami masalah. Saat ini otoritas pengawas perbankan setempat tengah melakukan rekapitalisasi sejumlah bank di Eropa.
Sebelumnya, S&P telah menurunkan peringkat surat utang dari 37 institusi keuangan terbesar di dunia. Keputusan diambil setelah S&P menerapkan kriteria baru.
Seperti dikutip dari laman money.cnn.com, institusi keuangan besar yang harus turun peringkat diantaranya Bank of America, Citigroup, Goldman Sachs, Morgan Stanley, Wells Fargo, dan JP Morgan.
Peringkat Bank of America, Citigroup, Goldman Sachs, dan Morgan Stanley turun satu peringkat menjadi A minus dari sebelumnya A. S&P memberikan outlook negatif untuk institusi keuangan tersebut.