Bakrie Ekspansi Bisnis ke Nigeria
VIVAnews - Kelompok usaha Bakrie semakin melebarkan sayap bisnisnya dengan membentuk perusahaan patungan Bakrie Delano Africa bersama pengusaha muda asal Nigeria, Ladi Delano. Perusahaan patungan itu berkantor pusat di Victory Island, Lagos, Nigeria. Dengan komitmen investasi sebesar US$1 miliar, perusahaan berharap bisa menggarap peluang bisnis di negara Afrika tersebut.
Untuk mengembangkan bisnisnya itu, Ladi Delano dan Grup Bakrie juga telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan pemerintah Nigeria.
"Dalam 12 bulan terakhir, ini adalah kedua kalinya kami mengumumkan rencana ekspansi bisnis internasional sekaligus makin memantapkan rencana untuk menjadi kelompok usaha bidang pertambangan minyak, gas, dan sumber daya alam terbaik di Asia. Kedua, menempatkan Indonesia dalam percaturan bisnis dunia," kata Indra Bakrie yang mewakili kelompok bisnis Bakrie dalam keterangan tertulis yang diperoleh VIVAnews, Selasa, 6 Desember 2011.
Dalam MoU tersebut dijelaskan bahwa fokus investasi yang bakal menjadi bidikan kelompok bisnis Bakrie adalah memaksimalkan sektor pertambangan yang baru direformasi, eksplorasi sektor pertanian, serta mempercepat perkembangan sektor gas yang sampai kini masih terpinggirkan.
Investasi Bakrie Delano Africa sebesar US$1 miliar atau setara dengan Rp9 triliun rencananya bersumber dari konsorsium selama lima tahun mendatang.
"Ini akan membantu mengembangkan ekonomi Nigeria dan menciptakan lapangan kerja di negara yang memiliki angkatan kerja dan generasi muda berpendidikan," kata Ladi Delano yang baru saja diangkat sebagai Chief Executive Officer (CEO) perusahaan.
Ladi Delano mengatakan, sejak krisis keuangan global memukul perekonomian pada 2008, dirinya telah bersabar menunggu dua tahun untuk kembali di tengah meningkatnya ketidakpastian AS, Uni Eropa, dan negara besar lainnya.
"Saya harus mengatakan bahwa cahaya harapan di 'akhir terowongan' hanya muncul ketika kita mulai berbicara dengan lebih banyak para pemimpin bisnis di Asia, khususnya Indonesia," ungkap Ladi Delano yang merupakan seorang keturunan Nigeria Inggris yang memenangi UK Young Enterprise of the Year Award pada 2004.
Selama ini, Indra melanjutkan, kedua negara sama-sama menilai kesepakatan ini merupakan pengulangan sejarah dan makin meluas. Pada 1955, Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika pertama yang mendahului gerakan non-blok dan kerja sama ekonomi selatan-selatan antara negara-negara berkembang. Hari ini, layaknya bagian dari bisnis dari KTT Asia-Afrika.
"Oleh karena itu, kami sangat berharap kemitraan ini akan menandai awal dari kemitraan masyarakat ke masyarakat antara Grup Bakrie, sebagai masyarakat Indonesia, dengan Republik Federal Nigeria serta masyarakat Nigeria," ujar Indra. (art)