Wapres: Logistik Kuat, Ekonomi Terintegrasi
VIVAnews - Wakil Presiden Boediono mengatakan, jika berbicara terkait logistik, tidak banyak yang harus dibicarakan, namun terpenting adalah aksi langsung.
"Jadi, kalau kita turun pangkat dari peringkat logistik, dampaknya luas. Kalau naik, dampak positifnya juga luas sekali. Tidak hanya terbatas pada perusahaan sendiri, tetapi pada perekonomian nasional dan kehidupan bangsa," kata Wapres saat membuka Indonesia Logistics Summit 2011 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis 10 November 2011.
Keuntungan yang luar biasa, Wapres melanjutkan, adalah tidak dihitung secara rupiah dalam jangka pendek. Namun, pada integrasi dari ekonomi nasional. "Aspek integrasi kadang kita lupa," ungkapnya.
Dengan sistem logistik yang menjangkau semua daerah, Boediono menambahkan, tentunya ekonomi akan semakin terintegrasi, sehingga harga semakin baik di setiap daerah dan akan berlaku untuk semua macam barang.
"Yang menimbulkan masalah kesejahteraan akhirnya kepada masyarakat yang tinggal jauh dari pusat," kata Wapres.
Selain itu, Wapres menuturkan, manfaat yang tidak tampak bagi NKRI adalah kesatuan bangsa akan tercapai jika sektor ekonomi terintegrasi.
"Kalau ingin NKRI langgeng, ekonomi nasional harus bersatu yakni dengan meningkatkan efisiensi dan jangkauan sistem logistik nasional menjadi kepentingan bersama. Jangan melihat sepotong-sepotong di bidang usaha masing-masing, tapi secara menyeluruh," ujar dia.
Dalam beberapa waktu mendatang, menurut dia, integrasi ekonomi nasional itu implikasinya jika diminta mengambil prioritas dengan sumber daya alam dan waktu terbatas, dipriortiaskan konektivitas domestik nasional terlebih dahulu.
"Kalau kita punya kemampuan tak terbatas di semuanya, tetapi yang pertama bersama antara pemerintah dan usaha adalah fokus pada domestic connect, itu banyak yang bolong," kata Wapres.
Misalnya, Wapres mencontohkan, perbedaan biaya pengiriman 20 feet dari suatu tempat ke tempat lain, bisa dua hingga tiga kali lipat dari pengiriman ke luar negeri. Ini adalah ketimpangan yang membawa ekonomi Indonesia terpotong-potong.
"Kita harapkan, skala prioritas ini bisa disepakati dan pemerintah bisa cari action beberapa waktu ke depan bisa hasilkan sesuatu. Kabinet sekarang time frame-nya sampai 2014, tapi harus lihat lebih dari 2014," ungkapnya.
"Dengan pemikiran bahwa sekarang harus memberikan fondasi untuk langkah yang lebih maju lagi," tambahnya.
Sistem Transportasi
Untuk itu, lanjut Wapres, yang dapat dilakukan adalah memprioritaskan tindakannya. Terkait logistik apa pun landasannya adalah sistem transportasi yang baik, hal itu menjadi hal mendasar. "Harus dikembangkan dan terjadi inisiatif masing-masing pelaku untuk mengefisienkan logistik masing-masing," kata Wapres.
Sementara itu, Wapres menegaskan, untuk membangun infrastruktur transportasi adalah sebagai satu tugas yang utama. Caranya dengan memaksimalkan peran dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
"Misalnya rel utara Jawa, karena kita ingin melaksanakan. Kita sisihkan APBN agar bisa selesai pada 2013. Ini untuk mengurangi biaya logistik," kata Wapres.
Selain itu, BUMN perlu dimobilisasikan. Daripada sepotong investasi yang tidak bermuara pada tema besar, lebih baik untuk proyek-proyek besar infrastruktur.
"Menteri BUMN diharapkan bisa melihat tema-tema besar untuk meningkatkan kapasitas logistik nasional. Action plan selain baseline transportasi, juga menghilangkan bottleneck," kata Wapres.
Misalnya, di pelabuhan Merak-Bakauheni, bisa diselesaikan dalam waktu lama tanpa tunggu baseline capacity. Sebab, bottleneck menimbulkan biaya tinggi karena kapasitas baseline Indonesia cukup.
"Pemerintah terbuka dengan Kadin dan pelaku untuk sampaikan hal-hal yang bisa kita kerjakan bersama. Target satu persen mari kita jabarkan menjadi action plan," kata Wapres. (art)