Saham Konsumer Jadi Incaran Investor 2012
VIVAnews - Krisis ekonomi yang melanda negara-negara di Eropa dan Amerika Serikat diprediksi berpengaruh pada pergerakan pasar saham Indonesia. Namun, dampak itu diperkirakan tidak terlalu besar karena pasar domestik masih kuat.
Senior Portfolio Manager Manulife Asset Management, Kennyarso Soedjatman, mengatakan, meski bisa berdampak pada pasar Indonesia, sejumlah saham masih akan menjadi incaran pemodal. Saham-saham konsumer akan menjadi incaran pada 2012 dan diprediksi tetap tumbuh.
"Sektor konsumer Indonesia, saham-saham konsumer, properti, perbankan -- yang ada produk KPR (Kredit Kepemilikan Rumah) dan mobil, kan akan digenjot. Kita masih beruntung, tidak berutang ke luar negeri," kata Kennyarso dalam konferensi pers Manulife Asset Management, Indonesia 2012: New Challenges and Opportunities, di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Selasa 29 November 2011.
Menurut dia, sejak terjadi krisis 2008 di AS, dana investor dunia di negara itu turun dan beralih ke negara emerging market. Hingga saat ini, dana-dana itu masih positif dan terus mengalir ke negara-negara itu, termasuk ke Indonesia.
"Dari semua emerging market, kita yang masih positif, satu-satunya masih tumbuh 2,1 persen pada 2011. China dan India saja sudah negatif," ungkapnya.
Saat ini, Kennyarso melanjutkan, pasar saham Indonesia berada di jalan yang benar, sehingga saham-sahamnya masih layak untuk dibeli. "Saham Indonesia masih sangat bagus," kata dia.
Di tengah ketidakpastian ekonomi dunia, dia menuturkan, negara-negara emerging market masih mempunyai performa bagus. Indonesia dikatakan bagus, karena memang memiliki pasar domestik yang kuat.
"Orang masih suka menabung daripada meminjam, berbeda dengan di AS. Kita masih dilihat sebagai safe haven, selama AS dan Eropa masih krisis," tuturnya.
Fokus di domestik itu, kata Kennyarso, tema yang tepat. Selain itu, kelas menengah juga meningkat terus. Salah satu contohnya, pengguna BlackBerry sudah ada enam juta orang. "Ini bukti konsumsi domestik baik sekali, sahamnya jadi bagus," kata dia.
Selain itu, dia menambahkan, Indonesia adalah satu-satunya negara dengan populasi muda yang bertumbuh, dengan jumlah kelahiran juga terus meningkat. "Suplai bayi tumbuh terus, ini bagus buat masa depan. Kalau di China, satu orang satu anak, masa depan pekerjanya akan minim," ujarnya.
Sementara itu, dia mengungkapkan, faktor-faktor yang perlu diperhatikan pada 2012 adalah Indonesia tidak bisa dikatakan 100 persen terpisah dari ketergantungan negara lain. Tetapi, tetap akan terkena dampak dari semua situasi global.
"Tapi, jangan sampai ketika pasar baru naik, jangan buru-buru beli, jangan juga buru-buru jual, anggap saja kita cari saham," katanya. (art)