Jawaban Pemerintah Soal Produksi Beras Turun
VIVAnews - Pemerintah sepertinya tidak ambil pusing terhadap perkiraan penurunan produksi komoditas berdasarkan Angka Ramalan III yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik. BPS memprediksi penurunan produksi pada beberapa komoditas pangan, salah satunya beras.
Menurut Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Bambang Brodjonegoro, pihaknya lebih memilih untuk melihat realitas perkembangannya nanti, sehingga perkiraan penurunan tidak perlu dikhawatirkan.
"Ya, pokoknya tergantung neracanya nanti. Kalau produksi turun, tetapi memenuhi konsumsi kan tidak apa-apa," ujar Bambang saat ditemui di kantor Kemenkeu, Jakarta, Rabu 2 November 2011.
Bambang mengatakan, masyarakat tidak perlu risau terkait kecukupan beras. Saat ini, Perum Bulog memiliki cadangan yang cukup memadai.
Selain itu, dia melanjutkan, pemerintah memiliki kebijakan dalam pemenuhan kebutuhan dalam negeri dengan mekanisme impor. "Jadi, yang penting pemenuhan kebutuhan saja," ujar Bambang.
Sebelumnya, BPS menyatakan bahwa Aram III produksi pertanian tahun ini untuk tiga komoditas pertanian diperkirakan menurun. Tiga komoditas tersebut adalah padi, jagung, dan kedelai.
Menurut Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, Sihar Lumban Tobing, produksi padi berdasarkan Aram III diperkirakan turun 1,63 persen. Produksi padi tahun ini diprediksi turun 1,08 juta ton menjadi 65,39 juta ton Gabah Kering Giling dibanding tahun sebelumnya.
"Penurunan produksi diperkirakan terjadi, karena berkurangnya luas panen seluas 29,07 ribu hektare atau 0,22 persen dan produktivitas sebanyak 0,71 kwintal/hektare atau 1,42 persen," ujarnya saat jumpa pers di kantornya, kemarin.
Penurunan produksi padi tahun ini sebanyak 1,08 juta ton tersebut, dia melanjutkan, terjadi pada sub round Mei-Agustus 1,14 juta ton atau 5,16 persen dan perkiraan sub round September-Desember 1,26 juta ton atau 8,44 persen.
Sementara itu, pada sub round Januari-April terjadi peningkatan sebanyak 1,32 juta ton atau 4,52 persen dibandingkan produksi pada sub round yang sama 2010.
"Perkiraan penurunan produksi padi 2011 relatif besar terjadi di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Berat, dan Banten. Sedangkan peningkatan produksi terdapat di NTB, Lampung, dan Aceh," kata Sihar. (art)