Dua Bisnis Kreatif Penyumbang Ekspor RI
VIVAnews - Kementerian Perdagangan mengungkapkan dua bisnis di industri kreatif yaitu fashion dan kerajinan tangan menjadi penyumbang terbesar ekspor industri kreatif nasional.
Selama ini, dalam ekonomi kreatif terdapat 14 subsektor yang dimiliki Indonesia yaitu, arsitektur, desain, fashion, film, video dan fotografi, kerajinan, layanan komputer dan piranti lunak, musik, pasar barang seni, penerbitan dan percetakan, periklanan, permainan interaktif, riset dan pengembangan, seni pertunjukan, televisi dan radio.
"Secara nasional kontribusi fashion untuk ekspor sebesar lima persen, sedangkan secara khusus di sektor industri kreatif sebesar 54,8 persen," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Hesti Indah Kresnarini, dalam konferensi pers di Kementerian Perdagangan di Jakarta, Kamis 24 November 2011.
Hesti mengatakan, untuk di sektor kerajinan secara nasional menyumbang 3,95 persen. Sementara itu, secara khusus, bisnis kerajinan tangan menyumbang 42,6 persen pada ekspor sektor ekonomi kreatif.
Pemerintah menargetkan industri kreatif dapat memberikan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2011 hingga 2015 sebesar 7-8 persen. Sementara itu, untuk target ekspor industri kreatif pada periode yang sama sebesar 11-12 persen.
"Untuk menunjang itu, pemerintah akan mengidentifikasi industri kreatif di beberapa daerah dengan mendirikan balai desa, lalu pelatihan ekspor agar mereka mengerti sebagai pelaku ekspor serta melakukan sosialisasi pengembangan ekonomi kreatif," kata Hesti.
Dia menambahkan, daerah sentra industri kreatif yang bakal dibidik pemerintah di antaranya Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Solo, dan Bali.
Hesti mengaku optimistis ekonomi kreatif dapat berkontribusi signifikan bagi perekonomian Indonesia. Setidaknya hal itu terbukti ketika industri kreatif mampu mengatasi krisis ekonomi global pada 2008.
Catatan Kemendag menunjukkan, sumbangan industri kreatif terhadap PDB pada 2008 mencapai 7,28 persen atau senilai Rp151 triliun. (art)